Walikota Malang Khawatir PSK Eks Dolly Jadi Purel di Kota Malang
"Ini yang perlu diwaspadai, mereka masuk ke Kota Malang dan mangkal di tempat karaoke menjadi purel. Atau mangkal di pinggir-pinggir jalan," kata Anto
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Meski tidak memiliki lokalisasi, Pemkot Malang tetap mewaspadai masuknya pekerja seks komersial (PSK) dari lokalisasi Dolly ke Kota Malang.
Persoalannya Kota Malang merupakan kota wisata yang strategis untuk mangkal bagi para PSK.
Hal itu diungkapkan Wali Kota Malang, M Anton, Selasa (24/6/2014).
Anton khawatir PSK dari lokalisasi masuk ke Kota Malang.
Ia khawatir para PSK tersebut mangkal di pinggir jalan dan di tempat hiburan di Kota Malang.
"Ini yang perlu diwaspadai, mereka masuk ke Kota Malang dan mangkal di tempat karaoke menjadi purel. Atau mangkal di pinggir-pinggir jalan," kata Anton.
Untuk itu, kata Anton, Pemkot akan menambah penerangan di titik-titik yang sering digunakan mangkal para PSK.
Misalnya, di Jl Trunojoyo yang sering digunakan mangkal PSK sekarang dibuat terang.
Dengan begitu, para PSK yang mangkal di lokasi itu secara otamtis hilang.
"Tetapi mereka pindah ke Alun-alun, setelah ditertibkan mereka pindah tempat lagi. Sekarang, saya dapat info mereka mangkal di sekitar kampus ITN," katanya.
"Itu yang kami khawatirkan, mereka akan semakin banyak mangkal di pinggir jalan," lanjut Anton.
Anton berencana membuat regulasi untuk mengantisipasi masuknya pasa PSK ke Kota Malang.
Ia juga meminta tempat hiburan dan panti pijat agar menolak jika ada PSK yang praktik di tempat mereka.
"Saya juga meminta hotel untuk menambah penerangan di sekitar tempat usahanya agar tidak digunakan mangkal PSK," katanya.
Kepala Dinsos Kota Malang, Djoko Yuwono, mengatakan, data dari Provinsi Jatim dan Pemkot Surabaya, hanya ada tiga nama PSK Dolly yang berasal dari Kota Malang.
Meski jumlahnya tidak banyak, ia tetap akan memantau keberadaan PSK tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.