Model dan Mahasiswi Khusus Kelas Atas
"Korban atau gadis-gadis yang dijual oleh dua tersangka ini lebih dari 10 orang. Ada yang pelajar SMU, Mahasiswa, Model, dan sebagainya," kata AKBP He
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Kasus perdagangan manusia kembali terungkap di Surabaya.
Dua germo belia ditangkap karena menjual gadis-gadis di bawah umur melalui jejaring sosial, Blackberry, Facebook dan Kaskus.
Perdagangan perempuan ini lebih parah dibanding kasus dengan tersangka Keiko yang terbongkar beberapa waktu lalu.
Dalam pemeriksaan, dua germo tersebut mengaku sudah beroperasi selama empat bulan. Namun, polisi menduga bahwa mereka sudah lama menjalankan bisnis haram tersebut. Diperkirakan lebih dari setahun.
"Korban atau gadis-gadis yang dijual oleh dua tersangka ini lebih dari 10 orang. Ada yang pelajar SMU, Mahasiswa, Model, dan sebagainya," kata AKBP Heru Purnomo, Kasubdit Reknata Ditreskrimum Polda Jatim.
Sejauh ini, baru ada lima korban yang menjalani pemeriksaan polisi. Dan petugas, masih berupaya mengungkap jaringan prostitusi terselubung ini.
Bisnis prostitusi ini tergolong kelas atas. Tarifnya pun beragam, paling murah Rp 750 ribu sekali pakai. Ada yang sampai Rp 3 juta hanya untuk sekali pesan.
Yang tergolong mahal ini adalah model atau mahasiswa yang juga berprofesi sebagai model.
"Korban ada yang masih berusia 15 tahun, ada 17 tahun, 20 tahun, dan sekitarnya. Rata-rata semua masih muda," imbuh Heru Purnomo.
Dalam aksinya, dua germo itu menggait para wanita atau korban lewat jejaring sosial dengan akun CNF. Kemudian, menarik mereka ke forum jejaring sosial WP (wanita penghibur).
Dari jejaring sosial itu, lantas dishare lewat blackberry atau lewat grup blackberry. Plus, dilengkapi dengan foto, PIN BB, dan nomor telpon. Bagi pelanggan yang sudah di Grup BB, tinggal pilih. Karena foto-foto wanitanya sudah dipajang semua di situ.
"Calon tamu harus menginvite PIN BB germo dulu. Kemudian dishare anak-anak buahnya. Bagi yang sudah pernah membooking, tinggal pilih dan pesan saja. Setelah deal harga, uang ditransfer dan pelaku mengirimkan anak buahnya ke tempat yang telah ditentukan," papar AKP Hendry, penyidik Unit Asusila.
Tak hanya itu, tersangka juga menjalankan bisnis haramnya itu lewat situs "Diskusi wisata sensual Kota Surabaya". Di sana, foto beserta PIN BB dan handphone terpasang. Tinggal pesan.