Kata "Bocor" Hiasi Perdebatan Rapat DPRD Sulsel
Kata bocor menular dalam rapat DPRD Sulawesi Selatan, Senin (30/6/2014) saat membahas rencana kenaikan tarif dasar listrik 1 Juli 2014.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Timur, Edi Sumardi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kata 'bocor' menjadi trending topic bukan hanya di dunia maya, tapi juga menjadi santapan sehari-hari. Kata yang dipopulerkan calon presiden urut satu Prabowo Subianto dalam debat kini dipakai politisi daerah.
Setidaknya, kata bocor menular dalam rapat DPRD Sulawesi Selatan, Senin (30/6/2014). Kala itu Komisi D Bidang Pembangunan DPRD Sulsel menggelar rapat membahas rencana kenaikan tarif dasar listrik per 1 Juli 2014.
Rapat yang dipimpin Ketua Komisi D M Adil Patu banyak mendengarkan pemaparan manajemen PT PLN (Persero) terkait dengan skema kenaikan tarif dan pendapatan diperoleh PLN dari kenaikan tersebut.
Saat pemaparan berlangsung, Adil tiba-tiba menyanggah dan bertanya kepada Manajer Bidang Niaga PT PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat, Jumhari Nurdin.
"Nonton enggak debat tadi malam, Pak JK tanya kebocoran ke Hatta Rajasa?" Tanya Adil sekaligus Ketua Gerakan Mahfud MD untuk Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa wilayah Sulawesi Selatan.
Jumhari pun menyambutnya dengan senyuman. Tak sempat dijawab Jumhari, Adil pun menjelaskan maksud "kebocoran" itu. "Maksudnya ada potensi di situ, ada revenue," ujar Adil yang menguasai forum.
Dalam debat semalam, JK mengonfirmasi kata bocor yang dilontarkan Prabowo. Salah satunya kebocoran anggaran senilai Rp 3 triliun per hari. Hatta menjelaskan kebocoran terjadi jika sumber daya alam tidak dimanfaatkan dengan baik.