Tabanan Satelit Bakal One Stop Area
"Sangat bagus jika kita punya kawasan yang modern, memiliki fasilitas lengkap dan memadai, namun tetap ramah lingkungan," ujarnya.
TRIBUNNEWS.COM,TABANAN - Kota Surabaya memiliki master plan tata ruang dan kawasannya sejak tahun 1978. Bahkan, pada tahun tersebut pemerintah kota-nya sudah merancangkan tata wilayah Surabaya hingga tahun 2000.
Hal tersebut dipaparkan dalam presentasi Pemerintah Kota Surabaya kepada puluhan pejabat dari Pemerintah Kabupaten Tabanan yang melakukan studi banding ke kota tersebut.
Kabupaten Tabanan, Bali tertarik pada konsep Surabaya yang mampu mendatangkan pemasukan sekaligus pengembangan kota satelit dan sentra bisnis tanpa merugikan linkungan.
Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, Jumat (27/6) mengatakan, dirinya sangat tertarik dengan tata kota yang dibuat Surabaya, pihaknya akan mengajak kerjasama Pemkot Surabaya untuk membantu pengembangan Kabupaten Tabanan.
"Sangat bagus jika kita punya kawasan yang modern, memiliki fasilitas lengkap dan memadai, namun tetap ramah lingkungan," ujarnya.
Menanggapi adanya rencana pembuatan Kota Satelit di Kabupaten Tabanan, mendapatkan kesan positif dari Kepala Bappeda Pemerintah Kabupaten Tabanan, IB. Wiratmaja. Dirinya menilai Tabanan dapat melibatkan pengembang dalam membuat kota ini. Yang pasti, jelasnya, regulasinya harus disiapkan sejak sekarang. "Selama ini Tabanan hanya dianggap sebagai kota penyangga Denpasar," ungkapnya saat ditemui Tribun Bali.
Mengenai lokasi dibangunnya Kota Satelit, Wiratmaja memiliki beberapa pilihan. Di antaranya, Kecamatan Kerambitan, Selemadeg Timur, dan Kediri. Tiga kecamatan itu dinilai memiliki akses yang dekat dengan kota dan bukan termasuk zona penyangga konservatif.
"Kita menghindari daerah Utara seperti Penebel dan Baturiti, karena termasuk zona penyangga atau konservasi pertanian di Tabanan," jelasnya.
Yang harus dipikirkan, lanjutnya, adalah daya tarik kota satelit itu. Karena menurutnya, sebelum dibangun pemukiman, kota ini harus memiliki sesuatu yang menarik sehingga pengembang berminat membangun. "Perlu ada gulanya (daya tarik), baru dibuat pemukiman," tukas Wiratmaja.
Konsepnya, sambung dia lagi, adalah super block yang bertema one stop area, termasuk layanan fasilitas publik, tempat hiburan, pusat bisnis, dan akses internet. Kota ini direncanakan memakan lahan seluas 200 hektar sampai 300 hektar