Amien Rais Singgung Renegosiasi Kontrak Migas dan Batu Bara
Mantan Ketua Umum PAN, Amien Rais, menyoroti soal kontrak migas dan batu bara yang selama ini masih dikuasai pihak asing
Editor: Budi Prasetyo
Laporan: Wartawan Tribun Kaltim / Syaiful Syafar
TRIBUNNEWS.COM>BALIKPAPAN,- Mantan Ketua Umum PAN, Amien Rais, menyoroti soal kontrak migas dan batu bara yang selama ini masih dikuasai pihak asing. Menurutnya, jika pasangan Capres-Cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menang dalam Pilpres, maka seluruh kontrak migas-batu bara akan direnegosiasi.
"Mereka (asing) selalu membodohi kita dengan menakut-nakuti. Katakanlah, wah kalau anda minta negosiasi ulang anda melanggar hukum internasional. Tapi ini adalah pembodohan luar biasa, karena dalam hukum internasional itu ada dua prinsip,"
"Pertama, setiap perjanjian harus ditaati. Tapi ada juga prinsip yang sama bobotnya, sama pentingnya, yaitu kalau di tengah jalan ada pihak yang dirugikan maka pihak yang dirugikan bisa meminta negosiasi ulang supaya terjadi keseimbangan," jelasnya kepada tribunkaltim.co.id, usai memberikan ceramah Ramadhan di hadapan ratusan jamaah Muhammadiyah di Masjid Tarbiyah, Balikpapan, Selasa (1/7/2014).
Dikatakan Amien, renegosiasi kontrak migas akan dilakukan di seluruh provinsi yang banyak menyimpan sumber daya alam, tak terkecuali di Kaltim. Isu blok migas Mahakam dan pipaisasi Kalimantan-Jawa (Kalija) tidak akan didiskusikan demi kepentingan bangsa dan negara.
"Saya katakan di sini, semua negara amerika latin sepeti Argentina, Mexico, Venezuela, Bolivia, semua sudah selesai dengan negosiasi ulang. Dan mereka (asing) akhirnya menyerah. Itu bayangan saya kalau pak Prabowo-Hatta nanti menang. Buang jauh-jauh istilah nasionalisasi, itu sudah kuno, nggak relevan lagi. Nasionalisasi masukkan dalam buku sejarah, tapi kibarkan renegosiasi. Apalagi di Kaltim ini provinsi yang banyak menyimpan SDA migas dan batu bara," paparnya.
Bagaimana dengan pipaisasi gas Kalija? "Asalkan untuk kepentingan bangsa, mengapa tidak kita diskusikan. Kalau masyarakat Kaltim menolak ya dimengertikan dong, inikan untuk kepentingan bangsa dan negara. Karena kalau bangsa ini terbang tinggi maka Kaltim juga akan sama-sama makmurnya," pungkasnya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.