Harga Telur Ayam di Jember Masih Melambung Tinggi
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM akan menggelar operasi pasar untuk telur ayam ras
Editor: Sugiyarto

TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM akan menggelar operasi pasar untuk telur ayam ras. OP untuk komoditas itu dilakukan karena harga telur ayam masih bertahan tinggi sebulan terakhir. Memasuki bulan Juli, harga telur masih bertengger di angka Rp 19.000 per kilogram.
Hal ini membuat Disperindag dan ESDM akan bekerjasama dengan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (Disperikel) Jember untuk menggelontor telur ke pasaran melalui OP. OP telur ayam itu akan dilakukan di bulan Juli ini.
"Kami menunggu koordinasi dengan Dinas Peternakan karena yang punya barang mereka," ujar Kepala Bidang Perdagangan Disperindag dan ESDM Agoes Noer Abadi, Kamis (3/7).
Agoes mengakui telur ayam ras dipasok dari luar Jember. Karenanya, kebutuhan di Jember juga tergantung dari stok di daerah penghasil seperti Blitar.
Berdasarkan dari Disperikel Jember, kebutuhan telur di Jember mencapai 13.140 ton per tahun, sedangkan pasokan dari dalam Jember hanya 8.760 ton per tahun. Akibatnya Jember memang tergantung dari daerah lain untuk pasokan telur.
Sementara itu, kebutuhan daging ayam dan daging sapi bisa dipenuhi oleh peternak lokal Jember. Stok daging sapi di Jember mencapai 8.833 ton per tahun, sedangkan kebutuhannya hanya 1.825 ton. Dan stok daging ayam mencapai 8.542 ton per tahun, sedangkan kebutuhan mencapai 4.383 ton.
"Kalau untuk kebutuhan daging sapi dan ayam mencukupi. Untuk telur memang tidak bisa dipenuhi dari Jember karena kebutuhan sangat besar," ujar M Chotib, Kepala Seksi Informasi Harga dan Pengembangan Investasi Disperikel Jember.
Chotib menambahkan, warga tidak perlu khawatir dengan pasokan daging sapi dan ayam. Meskipun ada momen Ramadhan dan Lebaran, pasokan masih tetap aman.
"Dan untuk telur, meskipun dipasok dari luar Jember, sejauh ini masih aman," tegas Chotib.