TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Sedikitnya 100 orang yang terdiri dari pilot, co pilot serta pramugari yang beroperasi di Bandara Internasional Hang Nadim Batam dites urine oleh tim gabungan yang terdiri dari Direktorat Reserse Narkoba (Ditres Narkoba) Polda Kepri dan Badan Narkotika Provinsi (BNP) Kepri.

Tes urine ini dilakukan bertujuan untuk memastikan pilot, co pilot dan pramugarinya benar-benar aman dan bebas dari narkoba.

Pemeriksaan tes urine yang sempat berjalan tertib dan aman mendadak ramai, setelah seluruh kru maskapai Garuda jenis Bombardirer CRJ1000 NextGen menolak untuk dilakukan tes urine.

Penolakan ini berawal dari pilot dan co pilotnya, George Nyamode warga negara Kenya dan Eloy warga negara Spanyol menolak untuk dites urine, dan kemudian diikuti pramugarinya dengan alasan lagi berpuasa.

"Kami tidak terima untuk dites urine," kata George Nyamode yang diiyakan pramugarinya.

Sempat terjadi ketegangan antara petugas Polda dengan pilot, dan akhirnya petugas Polda dan BNNP pergi namun penolakan ini akan dilaporkan ke Dirjen Perhubungan Udara Kementrian Perhubungan.

Senada diungkapkan Suwarso, Kabid Umum dan Keuangan Bandara Internasional Hang Nadim Batam yang mengaku sudah menyampaikan ke sejumlah maskapai, namun kapan waktunya Suwarso mengaku tidak memberitahukan pastinya.

"Sudah disampaikan kepada seluruh maskapai saat rapat kemarin," ungkapnya.

Mengenai penolakan para pilot dan pramugari yang beralasan karena tidak ada pemberitahuan, Suwarso mengaku kalau diberitahu secara detail tentunya bukan sidak namanya.

"Kalau diberitahukan secara detail, itu bukan sidak namanya," ujar Suwarso.

Suwarso mengaku penolakan tes urine ini belum pernah terjadi dan baru kali ini terjadi.

"Garuda Indonesia rutenya Medan-Batam-Tanjung Karang PP," katanya. (mau)