Di Dolly Petugas Bersihkan Atribut Penolakan
"Kami akan tetap buka setelah Lebaran, jangan halangi kami mencari penghasilan untuk hidup di Dolly," teriak salah satu warga pekerja Dolly.
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA- Ratusan petugas gabungan polisi, polisi pamong praja, dan perlindungan masyarakat membersihkan semua atribut penolakan warga di kawasan lokalisasi Dolly, Surabaya, Minggu (27/7/2014).
Atribut penolakan pelarangan prostitusi di Dolly itu telah terpasang di sepanjang Gang Dolly dan Jalan Jarak selama dua bulan terakhir.
Pantauan Kompas.com, Minggu siang, petugas linmas dan satpol PP setempat membersihkan semua atribut penolakan yang dipasang di sepanjang Gang Dolly dan Jalan Jarak selama dua bulan terakhir.
Sementara itu, anggota Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya dan Kepolisian Daerah Jawa Timur mengamankan situasi di lokasi di mana terdapat aksi protes yang dilakukan pekerja Dolly.
Warga berunjuk rasa dengan membakar ban bekas di ujung Jalan Jarak.
"Kami akan tetap buka setelah Lebaran, jangan halangi kami mencari penghasilan untuk hidup di Dolly," teriak salah satu warga pekerja Dolly.
Aksi protes itu tidak berlangsung lama karena polisi dengan cepat membubarkan dan mematikan api ban bekas yang dibakar.
Polisi juga menguasai lokasi-lokasi yang berpotensi tempat berkumpulnya warga Dolly.
Siang ini, ratusan petugas gabungan Polrestabes Surabaya, Polda Jatim, satpol PP, dan linmas memenuhi kawasan lokalisasi prostitusi Dolly, yang ditutup pemerintah Kota Surabaya pada 18 Juni 2014.
Hari ini Pemkot Surabaya memasang plakat Dolly bebas prostitusi. Pemasangan itu sempat ditolak warga beberapa hari lalu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.