Warga Bingung Siapa Presidennya, Jokowi atau Prabowo?
Orang yang mengenakan topeng Prabowo dan topeng Jokowi didaulat membaca teks Proklamasi bersamaan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Perayaan upacara 17 Agustus di Bluru Kidul, Kecamatan Sidoarjo cukup unik dan menarik. Bahkan saat upacara berlangsung di Jl Raya Bluru - Kemiri, Capres Prabowo dan Jokowi 'ikut' membaca teks proklamasi bareng.
Upacara bendera yang diikuti warga sekitar mengambil tema "Masyarakat Bingung, Siapa Presidennya". Dalam kebingungan itu, masyarakat berinisiatif menyatukan Capres Prabowo - Jokowi walau itu hanya sebagai topeng saja.
Orang yang mengenakan topeng Prabowo dan topeng Jokowi didaulat membaca teks Proklamasi bersamaan.
Masyarakat yang mengikuti upacara pun mengikuti bersama-sama. Dalam upacara itu, masyarakat mengenakan pakaian ala kadarnya atau saat dipakai dalam upacara tempo dulu. Ada yang mengenakan celana pendek dan sarungnya.
Pengibar bendera yang terdiri dua laki-laki dan seorang perempuan tak kelihatan seragam. Si ibu yang membawa bendera mengenakan daster kemudian ditutup baju dan pengibar bendera pria mengenakan celana pendek dan sarungnya dikalungkan. Meski demikian, upacara berlangsung khidmat.
Pemilihan tema "Masyarakat Bingung, Siapa Presidennya"sengaja dipilih karena masih belum pastinya siapa pemimpin Republik Indonesia ini, meski KPU sudah menetapkan Pasangan Joko Wi dan Jusuf Kalla menang dalam Pilpres.
"Rakyate bingung, ono sing ngaku menang. Padahal wis diumumno KPU sing menang sopo," ujar Suyitno yang menjadi inspektur upacara.
Sebagai rakyat kecil, Suyitno minta kepada para elite politik yang ada di pemerintahan atau di luar pemerintahan agar tidak membuat rakyat kecil bingung. Ia juga meminta, semua pasangan calon presiden yang bertarung dalam Pilpres lalu agar mentaati hasil keputusan yang ditetapkan.
"Wis to, dihormati ae keputusane iku. Nek menang ojok bangga, nek kalah yo kudu legowo. Kita ini rakyat kecil sudah tertib," ungkapnya disambut dengan teriakan Indonesia Merdeka ....Merdeka oleh peserta Upacara.
Suyitno bersawa warga lainnya, hanya menginginkan kemakmuran, sandang, pangan, papan dan kesehatan dijamin oleh negara.
"Itu yang paling penting agar semua warga negara bisa hidup layak," tukas Suyitno menutup pembicaraannya.