Libatkan 2000 Jawara Debus, Festival Debus Banten 2014 Raih MURI
“Lokasi itu dipilih dengan pertimbangan bagian penting dari sejarah karena merupakan titik awal dari jalan Anyer-Panarukan yang dibangun pada masa pe
TRIBUNNEWS.COM,BANTEN- Potensi pariwisata meniupkan ruh tersendiri bagi Banten.
Banten tidak hanya memiliki pesona alam dan keragaman budayanya. Keberadaan Banten telah banyak memberikan kontribusi pada nilai, norma dan wujud fisik kebudayaan Indonesia. Salah satu kekayaan budayanya adalah Debus. Debus tidak hanya sebagai alat perjuangan di masa penjajahan, melainkan juga bagian dari alat syiar (Islam).
Selama ini masyarakat Banten sangat mempertahankan budayanya termasuk Debus yang sudah go Internasional.
Debus adalah salah satu warisan seni budaya lokal yang dapat membingkai kebersamaan.
Debus merupakan Warisan Budaya Tak Benda yang telah diakui badan dunia UNESCO.
Pengakuan ini menjadi modal promosi ke tataran internasional. Sedangkan ke dalam negeri menjadi tantangan untuk melestarikan dan mengembangkannya.
Sehingga Debus pun diakui MURI. Debus Raih Rekor Muri
Tak kurang dari 2000 orang jawara dari berbagai daerah di Banten menampilkan atraksi debus.
Atraksi yang dilakukan antara lain mengusapkan api ke beberapa bagian tubuh dengan obor, menaiki anak tangga dari golok, dan tusuk lidah dengan baja ini, meraih rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk jumlah peserta terbanyak.
Pelaku atraksi debus berasal dari Kota dan Kabupaten Serang sebanyak 600 orang, Kota Cilegon sebanyak 500 orang, Kabupaten Pandeglang sebanyak 400 orang, dan Kabupaten Lebak sebanyak 500 orang.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, DR. H. Sapta Nirwandar, mengatakan, jumlah peserta itu pun dibatasi. Jika tidak, jumlah total pelaku debus bisa mencapai 5.000 orang.
Hal senada ditambahkanF Pelaksana Tugas Gubernur Banten, H. Rano Karno, estival Debus Banten diadakan di Titik Nol Mercusuar Anyer untuk juga mengenalkan sejarah.
“Lokasi itu dipilih dengan pertimbangan bagian penting dari sejarah karena merupakan titik awal dari jalan Anyer-Panarukan yang dibangun pada masa penjajahan Belanda,” ujarnya.
Sementara itu, menurut Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Banten Brigadir Jenderal Polisi, M Zulkarnaen yang menggagas acara festival ini, sekitar 600 polisi dikerahkan untuk mengamankan Festival Debus Banten.
"Pengamanan acara secara ketat diperlukan agar acara berjalan sukses. Sekitar 5.000 panitia dilibatkan untuk melaksanakan acara tersebut," tuturnya.
Acara juga diramaikan sepeda gembira dengan jumlah peserta sekitar 500 orang, masyarakat sadar wisata dengan 200 peserta, lomba memasak, dan penjualan cendera mata khas Banten.