Bandung Timur Krisis BBM
Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium terus terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat, Senin
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium terus terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat, Senin (25/8/2014). Antrean pembeli dan jeriken terjadi sepanjang hari. Sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umur (SPBU) pun tutup karena tidak memiliki stok premium.
Akibat tutupnya SPBU di wilayah Bandung timur, pengguna kendaraan harus berkeliling untuk mencari premium di SPBU lain. Kendaraan yang mengarah dari Nagreg menuju Bandung baru dapat menemukan BBM di SPBU Al-Ma'soem, Desa Cipacing, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
Di SPBU ini, kekosongan premium sempat terjadi pada Minggu (24/5) sekitar pukul 21.00 sampai Senin sekitar pukul 08.00.
Menurut Manajer SPBU Al-Mas'soem Cipacing, Anan, kekosongan ini disebabkan pada hari Minggu pihaknya hanya menerima sekitar 16 ton premium dari yang biasanya 24 ton. "Kemarin saja kami hanya menerima 16 kiloliter sehingga jam 9 malam sudah habis. Tapi hari ini (kemarin, Red) kami menerima normal lagi, 24 kiloliter serta 8 kiloliter solar," ujar Anan.
Antrean di SPBU itu pun sempat mengular panjang sampai ke bahu jalan. Jika SPBU lain di daerah tersebut belum juga menerima pasokan BBM, diperkirakan premium di SPBU Cipacing hanya dapat bertahan melayani hingga pukul 22.00.
"Kemacetan ini kan sebab semua orang bertumpuk di sini. Kalau SPBU lain belum dapat pasokan, mungkin kami hanya bisa melayani sampai jam sepuluh malam. Kalau SPBU lain sudah dapat pasokan, nanti antrean ini berkurang. Kami pun, kira-kira sampai besok pagi, masih punya stok," kata Anan.
Humas PT Ma'soem Group, Asep Dedi, mengatakan setiap SPBU yang dikelola oleh perusahaannya berbeda-beda dalam menerima pasokan BBM, ada yang 16 ton, kadang ada juga yang 24 ton, tergantung dari Pertaminanya.
"Di Cipacing sendiri kadang 16 atau 24 kl premium. Besok entah berapa karena kami tidak bisa mematok, tergantung kiriman dari Pertamina saja," ujarnya.
Pantauan Tribun menunjukkan, beberapa pengendara sepeda motor yang datang ke SPBU dengan cara didorong motornya oleh pengendara lainnya. Hal itu disebabkan oleh bahan bakar kendaran mereka terburu habis sebelum sampai di tempat pengisian BBM. Ada juga yang didorong oleh pengendaranya sendiri.
Atep (30), misalnya, mendorong kendaraannya dari SPBU di Rancaekek hingga SPBU Cipacing karena kehabisan bahan bakar. "Mendengar kabar ada bensin (premium) di Cipacing, saya langsung dorong motor saja ke sini," katanya. (cr3/cr1/roh/cis)