Jalur Selatan Jabar Rawan Kelangkaan BBM
Berbagai langkah antisipatif harus dilakukan terkait pengalihan jalur kendaraan angkutan barang ke jalur tengah dan selatan
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Berbagai langkah antisipatif harus dilakukan terkait pengalihan jalur kendaraan angkutan barang ke jalur tengah dan selatan karena masih diperbaikinya Jembatan Comal di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Sebelumnya Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan mengeluarkan surat keputusan tentang pengaturan lalu lintas angkutan barang selama Jembatan Comal diperbaiki.
Berdasarkan SK tersebut, kendaraan angkutan barang lebih dari dua sumbu yang biasa melewati jalur pantai utara dialihkan ke rute Jakarta-Tol
Cipularang-Bandung-Nagreg-Tasikmalaya-Ciamis-Banjar-Wangon-Buntu-Kebumen-Kutuarjo-Purworejo-Magelang-Ambarawa-Semarang dan sebaliknya, atau Jakarta-Tol Cipularang-Bandung-Nagrek-Tasikmalaya-Ciamis-Banjar-Wangon-Buntu-Banyumas-Klampok -Banjarnegara-Wonosobo-Temanggung-Ambarawa-Semarang dan sebaliknya.
Sedangkan untuk kendaraan barang dengan truk gandengan diharuskan menempuh rute Jakarta-Tol Cipularang-Bandung-Nagrek-Tasikmalaya-Ciamis-Banjar-Wangon-Buntu-Kebumen-Kutuarjo- Purworejo-Magelang-Ambarawa-Semarang.
Adapun untuk kendaraan barang yang diharuskan menempuh jalur Tegal-Prupuk-Bumiayu-Purwokerto-Sukaraja-Purbalingga-Klampoka-Banjarnegara-Wonos obo-Temanggung-Ambarawa-Semarang dan sebaliknya, hanya diperbolehkan melintas antara pukul 21.00 hingga 05.00.
Akibat adanya pengalihan tersebut, berbagai pihak khawatir terjadinya penumpukan kendaraan di jalur tengah dan selatan Jabar. Selain itu pasokan bahan bakar minyak (BBM) di jalur tersebut menjadi rawan seiring peningkatan jumlah kendaraan yang melintas.
Sekjen DPP Organda Jabar Andreas, mengatakan pasokan BBM ke jalur tengah dan selatan Jabar harus ditingkatkan. Alasannya, kata Andreas, konsumsi BBM di jalur ini akan meningkat.
"Kami minta agar Pertamina, khususnya di wilayah Jabar, mengalihkan sebagian kuota (BBM) ke selatan. Kalau tidak, kami khawatir kendaraan-kendaraan ini kehabisan bahan bakar di perjalanan," kata Andreas dalam rapat Integrasi Visi dan Persepsi Pengelolaan Sistem Informasi Data Terpadu di Bidang Perhubungan dengan Sistem E-Enforcement dan FGD Angkutan Barang/Penumpang Umum bersama Dinas Perhubungan Jabar, di Bandung, Sabtu (30/8/2014).
Kadis Perindustrian dan Perdagangan Jabar Fery Sofwan, mengatakan penumpukan kendaraan di jalur tengah dan selatan dikhawatirkan menimbulkan kemacetan yang berimbas pada tersendatnya pasokan barang. Pengalihan jalur ini pun mengakibatkan rute pendistribusian barang semakin jauh, sehingga biaya yang harus dikeluarkan membengkak. "Ini berdampak pada kenaikan harga barang-barang di masyarakat," kata Fery.
Menurut Wakil Ketua Kadin Jabar Bidang Perhubungan Aldo F Winaya, kondisi ini sangat tidak bagus bagi dunia industri. "Setiap pengusaha pasti akan cari jalur terpendek dan termurah," katanya. (san)