Populer Usai 200 Kali Tayang di Televisi
Promosi dikemas dalam dialog agama, khususnya seputar ibadah haji.
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - layanan haji badal, praktik berhaji yang pelaksanaan prosesinya dilakukan badal (orang pengganti).
KBIH pimpinan Ustadz H Mushthofa Bisyri Iswid inilah yang saat ini berani memasarkan layanan itu secara terbuka.
Bertahun-tahun, ia promosikan layanan itu di sejumlah televisi swasta lokal Surabaya.
Promosi dikemas dalam dialog agama, khususnya seputar ibadah haji.
Sementara KBIH-KBIH lain hanya menerima layanan haji badal secara tertutup.
Hampir semua memberikan layanan itu, tapi tidak satu pun yang menyampaikan secara vulgar, apalagi mempromosikan.
Layanan hanya disampaikan lewat jaringan jemaah atau mantan jemaah haji yang pernah mereka bimbing.
Ustadz Mushthofa Iswid tidak mengelak disebut sebagai pelopor.
“KBIH lain diam-diam ikut. Tapi, di antara mereka tidak berani berterus-terang,” tutur Iswid.
Iswid mengaku merintis layanan ini sejak 2001, berawal ketika ia dan istri mengantarkan tiga bus jemaah untuk towaf di Kabah.
”Ketika itu terpikir, seandainya ada satu jemaah saja yang tersesat pasti jeleknya dibawa sampai di Tanah Air. Seandainya haji badal, tentu tidak akan ada yang tersesat, karena mereka pernah berhaji,” kisahnya, saat ditemui di kantornya, Jalan Tenggilis Lama III-B Surabaya.
Sepulang dari mengantar jemaah, ia wujudkan keinginan. Ia buka layanan haji badal secara umum.
Ia memulai dengan promosi lewat pamflet. Pelan-pelan promosi ditingkatkan dengan memanfaatkan tayangan televisi. Ia nekat menyewa jam tayang di televisi swasta.
“Setelah 200 kali tayang di televisi, barulah ada beberapa jemaah yang mau mendaftar layanan ini,” katanya. (day/idl/ben)