ITD Universitas Airlangga Akan Perbesar Laboratorium
“Sel itu cocok untuk penyakit apa. Satu sampel memiliki banyak kecenderungan untuk obat berbagai penyakit,“ kata pria kelahiran Lamongan ini.
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Surya berkesempatan masuk laboratorium pusat pengembangan stem cell yang dimiliki Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (UA).
Berada di lantai dua, laboratorium ini memiliki dua ruangan besar.
Masing-masing ruangan memiliki ruang lebih kecil untuk berbagai tahapan pengolahan sampel.
Laboratorium harus steril. Jadi setiap orang yang masuk harus mengenakan pakaian khusus lengkap dengan masker, sarung tangan karet dan penutup ramput.
Prof Fedik Abdul Rantam, Kepala Laboratorium Stem Cell ITD UA menjelaskan, sampel yang diterima tidak langsung diolah untuk dikembangkan sel induknya.
Sampel itu terlebih dahulu diteliti kualitasnya. Bila ditemukan kandungan penyakit, misalnya hepatitis atau HIV/AIDS, maka sampel itu tidak bisa dipakai.
Sampel harus dalam keadaan ‘sehat’ sebelum diolah.
Setelah dinyatakan bersih, sampel dicuci dengan proses yang rumit. Setelah itu, peneliti akan mengidentifikasi kecenderungan atau karakter sel.
“Sel itu cocok untuk penyakit apa. Satu sampel memiliki banyak kecenderungan untuk obat berbagai penyakit,“ kata pria kelahiran Lamongan ini.
Sel-sel itu diolah di sebuah alat berbentuk tabung. Tabung transparan itu steril.
Proses pengelolahan sel dilakukan peneliti dengan hati-hati. Tabung tidak boleh sembarangan dibuka.
Ada empat lubang yang dipasang karet sarung tangan untuk peneliti bekerja memproses sampel.
Setelah itu, sel akan dikembangbiakkan. Prof Fedik menunjukkan berbagai sel yang dikembangkan ITD.
Pria yang menempuh S2 dan S3 di Freie Universität Berlin, Jerman, ini lalu mengambil sampel sel yang disimpan di dalam lemari pendingin. Ia menunjukkan beberapa sel yang mulai berproses.
“Nah, ini sel-nya mulai tumbuh. Ada sel matinya juga. Namun sel yang hidup sangat bagus. Itu yang bentuknya panjang adalah sel yang tumbuh dengan baik,” kata Prof Fedik sembari menunjukkan hasil penelitiannya dari balik lensa mikroskop.
Proses sampai menjadi stem cell memakan waktu dua minggu.
Kerja sama ITD dengan sebuah BUMN itu, kini memasuki tahap dua. Pada tahap ini, ITD menyiapkan laboratorium yang lebih besar.
ITD juga melengkapi diri dengan berbagai peralatan penelitian yang memungkinkan untuk memproduksi stem cell dalam jumlah banyak.