Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sudah Nyembah-nyembah, Tetap Ditembak

JERIT tangis Mariani (30) pecah di depan Ruang Instalasi Jenazah dan Kedokteran Forensik RSUD Djasamen

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Sudah Nyembah-nyembah, Tetap Ditembak
NET
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM -- JERIT tangis Mariani (30) pecah di depan Ruang Instalasi Jenazah dan Kedokteran Forensik RSUD Djasamen Saragih Pematangsiantar, Jumat (19/9).

Jasad suaminya, Sudirman (45)  dan dua jasad rekan suaminya, Hengki Siregar (17) dan Zulfahmi Sagala (42) menjalani autopsi setelah tewas ditembak saat bekerja di area kebun sawit Desa Sungai Daun, Kecamatan Sungai Ilir, Kabupaten Rokan Ilir, Riau, Kamis (18/9) sore.

Terisak sambil menggendong anaknya, Mariani menjelaskan kronologi penembakan yang diperkirakan berlatar belakang perebutan lahan sawit tersebut antara Samidun (70), pensiunan TNI dengan majikan suaminya.

"Pertama kami lagi duduk-duduk ngobrol. Kubilang sama suami,'Yah, aku malas kerja.' Tunggulah kita benerin dulu rante beko, katanya. Ada 12 pokok (pohon) sawit, 2 lagi belum ditanam. Sana buatkan kopi, udah sore, katanya. Terus datanglah mereka bertiga (pelaku Samidun dan dua rekannya). Gak lama dengar suara tembakan. Empat kali.

Kawannya yang dua itu udah lari, naik kereta. Gak lama didatangilah si Hengki. Nangis-nangis dia nyembah-nyembah. Udah tunduk dia, tapi ditembak kepalanya, ditembak dadanya. Siap itu, datang dia (pelaku) ke aku. 'Kau mau juga,'katanya. Kubilang,'Ampun, aku masih punya anak'," katanya.

Dia mengatakan Hengki yang baru tamat SMA, terkena tembakan pada bagian kepala, kaki, dan badan.  Suaminya, terkena tembakan di bagian kepala, pelipis, leher, dan tangan. "Dia ditembak yang ketiga pas mau nolongin si Hengki."
Sementara Zulfami, terkena tembakan di punggung dan perut.  Mariani mengaku sempat diancam pembunuh suaminya.

"Pendek pistolnya. Warna hitam. Disuruhnya aku buka celana, gak mau aku. Terus ditamparnya aku empat kali. Terus pergi dia," katanya sambil menangis.

Berita Rekomendasi

Mariani mengatakan tidak bisa memperoleh pertolongan, karena kebun sawit tempatnya bekerja jauh dari permukiman warga.

Dengan tangis yang tak bisa dibendung, Mariani tetap berusaha tegar, sambil menghibur anak semata wayangnya yang masih berusia tiga tahun. "Anakku satu inilah. Muhammad Rehan Hanafi namanya."

Istri korban Zulfahmi Sagala, Sabaria (36), mengalami nasib yang tak kalah menyedihkan.

"Anak saya lima. Tiga masih sekolah. Paling besar 17 tahun. Pelakunya itu udah sering ngancam kami. Dia bilang,'Tinggalkan dia tempat ini kalau mau selamat'," ujarnya, sambil menggendong bayinya yang masih berusia satu tahun.

Sabaria mengatakan akan pulang ke rumah orangtuanya di  Tanjungbalai."Pulanglah ke Tanjungbalai, gak mungkin lagi ke situ."

Selain menewaskan tiga pekerja kebun, penembakan di Riau juga mengakibatkan seorang lagi, Erianto Sitorus, luka-luka.

"Kalau dia masih di sana (Riau)," kata Sabaria.

Dari data yang diperoleh Tribun di rumah sakit, Hengki Siregar (17) dan Zulfahmi Sagala (42) yang merupakan warga Desa Kota Sunut, Kecamatan Dolok, Tapanuli Selatan. Sedangkan  Sudirman (45) warga Torgamba.

Kanit Reskrim Polres Labuhanbatu Iptu Daniel Nainggolan yang mengantarkan jenazah mengatakan, pihaknya hanya ditugaskan untuk membantu membawa jenazah.

"Ini karena lokasi di perbatasan (Labuhanbatu dengan Rokan Ilir), maka saya diperbantukan untuk membawa jenazah ini.  Yang menangani kasusnya tetap dari Polres Rokan Ilir," katanya.

Kapolres Rokan Hilir, AKBP Tonny Hermawan mengatakan sebanyak 10 proyektil peluru sudah dikeluarkan dari tubuh korban. Pihak kepolisian pun sudah berkoordinasi dengan Pihak Laboratorium Forensik. Hasilnya autopsi dapat diketahui sepekan mendatang.

Pihak Polres Rokan Hilir, kata Tonny sudah melakukan olah TKP di lokasi penembakan.
Ia mengatakan tersangka Samidun, yang diduga warga Kotapinang masih belum diketahui keberadaannya. "Kita masih melakukan pengejaran terhadap pelaku penembakan."

Tonny bahwa kejadian itu merupakan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Samidun, terhadap tiga korban. "Tidak ada konflik antar warga dalam kasus ini."(amr/tribunpekanbaru/fer)

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas