Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hati-hati Banyak Beredar Batu Mulia Palsu

Tingginya minat pasar juga membuka peluang bagi pihak yang ingin mengambil keuntungan.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Hati-hati Banyak Beredar Batu Mulia Palsu
Tribun Jogja/M Nur Huda
Batu akik diuji di Laboratorium 

Laporan Wartawan Tribun Jogja, M Nur Huda

TRIBUNNEWS.COM, JOGJA - Pasar batu mulia atau akik di Indonesia memang sedang booming. Jika dahulu akik dikenal identik dengan dunia mistis, namun seiring berjalannya waktu justru telah berubah. Benda tersebut menjadi aksesori dan investasi.

Menurut Gemologis, M Yulian Noor ST Msi GGAJP, kolektornya pun sudah merambah ke semua kalangan, termasuk ke kalangan generasi muda. Namun tingginya minat pasar juga membuka peluang bagi pihak yang ingin mengambil keuntungan.

Misalnya dengan membuat tiruan batu alam. Padahal batu tersebut hasil kerajinan laboratorium. Maka, sebaiknya untuk memastikan apakah batu tersebut natural ataukah sintetic atau bahkan imitasi, diperlukan uji laboratorium.

Dalam uji laborat, akan diketahui jenis materialnya (natural atau sintetic/alam atau buatan). Adapun dalam uji laborat, juga bisa diketahui bentuknya (segitiga, ovale, bulat, dan lain-lain), diukur dimensinya (panjang, lebar tinggi), berat (kadarnya; 1 gram berarti 5 karat).

Kemudian diuji sudut, sifat-sifat optik cahaya, serta kekuatan fisiknya. Di laboratorium, akan dilihat secara jelas melalui Presidium Gem Tester. Sebab melalui salah satu alatnya yakni mikroskop, mampu memperbesar hingga 70 kali, tentunya sangat mudah mengetahui apakah benda tersebut kategori asli batu alam ataukah buatan.

Sebab banyak juga yang membuat dari bahan batu alam namun di bagian luar dilapisi sintetic agar lebih halus di permukaannya. Selama ini, banyak pula pembeli yang masih awam sering tertipu. Pembeli sudah membayar dengan mahal namun setelah diuji di laborat ternyata palsu.

BERITA TERKAIT

Selain itu, dahulu belum ada laborat yang khusus menguji batu alam, sehingga banyak yang tidak mengetahui. Bahkan beberapa waktu lalu, ada seorang asal Semarang sudah melakukan transaksi senilai Rp 1,5 miliar, namun setelah dilakukan uji lab, ternyata benda tersebut tidak sesuai, sehingga harus menggagalkan kesepakatan dengan penjualnya.

Ciri Serat
Bagi yang masih awam, cara termudah adalah dengan melihat serat-serat di dalamnya. Serat-serat inilah yang merupakan ciri khusus batu. Sebagian orang awam beranggapan batu asli itu pecah, tapi sebenarnya hanya serat-serat alami batu. Jarang sekali ditemukan batu alam yang bersih tanpa serat.

Kemudian dengan mengetahui berat jenis. Kita dapat menguji keaslian dengan mencari berat jenisnya. Berat jenis dapat membedakan batu yang satu dengan lainnya. Atau membandingkan yang asli dan tiruan, yang asli pasti lebih berat dari yang tiruan.

Di Indonesia, hanya ada delapan laboratorium yang mampu melakukan pengujian dan mengeluarkan sertifikat. Di Yogyakarta ada satu di XT Square, di Surabaya ada tiga laborat, selebihnya tersebar di Jawa Barat dan lain-lain.

Adanya uji laborat ini bukan hanya untuk mengetahui secara detil benda yang ada. Namun juga mengandung unsur edukasi terhadap penjual dan pembeli. Artinya, agar ada penentuan serta kesepakatan harga yang fair.

Begitu pula, melalui sertifikat uji laborat biasanya memberikan keuntungan bagi pedagang untuk memberikan kepercayaan bagi calon pembeli. Biaya uji lab, antara Rp 50 ribu sampai Rp 500 ribu.(had) (tribun jogja/m nur huda)

Tags:
Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas