TRIBUNNEWS.COM, BLITAR -Di saat menjelang putusan Anas Urbaningrum, Sriati, ibunya, mendadak tak ada di rumahnya.

Rabu (24/9/2014) siang itu, rumah Sriati di Dusun Sendung, Desa Ngaglik, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar itu terlihat sepi, bahkan semua pintunya tertutup rapat.

Padahal biasanya, setiap pagi, wanita berusia 69 tahun itu terlihat pergi ke sawah, yang berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya.

Namun seharian itu, juga tak terlihat pergi atau pulang dari sawahnya. Bahkan sepeda motornya, Honda Supra X 125, yang biasa dikendarai ke sawahnya, juga tak terlihat di parkir di depan rumahnya.

Termasuk, capil yang biasa dikenakan di sawah juga tak terlihat nyantol di depan dapur rumahnya.

Akibatnya, para wartawan dari berbagai media yang ingin menemuinya tak berhasil. Sebab, seharian itu, pintu rumahnya tertutup rapat-rapat. Tak terkecuali korden di ruang tamu dan ruang tengah juga tertutup.

Bahkan, biasanya kalau waktu salat duhur maupun ashar tiba, ia selalu salat di musalah, yang ada di samping kanan rumahnya, namun seharian itu juga tak tampak.

"Tadi pagi, Bu Sri masih ada. Sebab, anak saya (Rini), yang setiap hari bekerja di rumahnya Pak Agus (kakaknya Anas) masih mengantar lauk pauk ke rumahnya (Sriati). Namun, setelah itu, kami nggak tahu," tutur Ny Tarwiyati (68), istri Kamdi (71), ketua RT setempat, yang rumahnya hanya dipisahkan dengan musala milik Sriati.

Tak hanya para tetangganya yang tak tahu ke mana perginya Sriati, anaknya, Agus, kakak Anas, juga mengaku tak tahu.

"Mungkin saja, ibu sedang pergi ke rumah anak-anaknya. Wong, anaknya nggak cuma saya saja. Apalagi, mak (Sriati) selama ini juga nggak pernah pegang HP, gimana saya mau mengeceknya," ujar Agus yang juga menjabat sekdes setempat.

Dari empat anaknya, hanya dua yang tinggal sedusun dengan Sriati. Yakni, selain Agus, juga Nur Cholis, adiknya Anas.