Soal Isu Mutilasi dan Penculikan Anak, Warga Jatim Diminta Tenang
Pasalnya, hingga sekarang ini tidak ada laporan yang diterima polisi terkait penculikan dan mutilasi terhadap anak-anak
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Polda Jawa Timur memastikan kabar penculikan dan mutilasi anak-anak tidak benar. Pasalnya, hingga sekarang ini tidak ada laporan yang diterima polisi terkait penculikan dan mutilasi terhadap anak-anak.
"Kabar itu bohong besar, jadi masyarakat tidak perlu resah. Di seluruh jajaran Polda Jatim tidak ada kejadian dan laporan polisi terkait masalah tersebut," kata Kombes Pol Awi Setiyono, Kabid Humas Polda Jatim, Senin (29/9/2014).
Menurut Awi, masyarakat tidak perlu resah yang berakibat pada ketidaknyamanan. Masyarakat silahkan beraktivitas seperti biasa dan tidak perlu mengkhawatirkan adanya isu-isu yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenaranya.
"Meski begitu yang namanya anak-anak kami harapkan tetap harus dalam pengawasan orang tua, jangan sampai bermain atau beraktivitas di luar sepengetahuan orang tuanya. Hal itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan dalam bermain, anak tersesat, atau salah pergaulan," ujar Awi.
Di samping itu, tambah Awi, terkait dengan isu penculikan dan mutilasi anak itu, pihak Polda Jatim sudah berkoordinasi dengan Polres Jajaran untuk melakukan langkah-langkah penindakan untuk membongkar aktor intelektual di balik penyebaran kabar bohong tersebut.
"Kami harap masyarakat yang menerima kabar bohong baik melalui FB, SMS, BBM jangan di sebarluaskan ke yang lain, disamping bisa merugikan orang lain juga bisa terjerat pidana. Jadi lebih baik informasikan saja ke Polsek terdekat," ucap Awi.
Diakuinya, di Polres Pasuruan Kota sempat ada laporan anak hilang dan itu masih dalam penyelidikan. Akan tetapi kasus itu tidak terkait isu penculikan anak yang berkembang.
"Untuk itu masyarakat tidak perlu terlarut dengan isu penculikan dan mutilasi anak," tutur Awi Setiyono.
Maraknya isu penculikan dan mutilasi anak yang tersebar melalui pesan pendek SMS, broadcast BBM, Facebook serta dari mulut ke mulut telah membuat masyarakat resah. Khususnya kaum ibu yang memiliki anak atau cucu.
Di beberapa daerah bahkan ada beberapa warga yang sampai menjaga ekstra ketat anak-anaknya ketika beraktivitas di luar atau bermain gara-gara terhasut oleh kabar penculikan dan mutilasi anak. (Ahmad Amru Muiz)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.