Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terjaring Razia, 13 Siswa Disanksi Sebut Pancasila, Tak Satupun yang Hafal

Sebanyak 13 siswa dari sejumlah sekolah diamankan Satpol PP di berbagai tempat, dua diantaranya perempuan, Kamis (2/10/2014).

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Terjaring Razia, 13 Siswa Disanksi Sebut Pancasila, Tak Satupun yang Hafal
Tribun Pontianak/Ali Anshori
Ilustrasi/Sejumlah siswa saat mendapat pengarahan dari Satpol PP Melawi, Kamis (25/9/2014) mereka terjaring razia saat jam belajar sekolah. 

TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN –  Meski sering dirazia, ternyata masih banyak pelajar yang keluyuran dan bolos saat jam pelajaran di Lamongan, Jawa Timur.

Sebanyak 13 siswa dari sejumlah sekolah diamankan Satpol PP  di berbagai tempat, dua diantaranya perempuan, Kamis (2/10/2014).

Ke-13 pelajar itu diamankan di perempatan Sopring, Lamongan Indah (LI) dan perempatan family. Mereka adalah pelajardari SMK PGRI 1, SMK NU, SMK Muhammadiyah dan Madrasah Thoriqul Ulum.

Saat ditangkap, ada yang sedang asyik main PS, cangkruk di warung kopi dan santai di jalanan. Ketika ditanya anggota Satpol PP para pelajar ini tidak bisa menunjukkan surat ijin dari sekolah kalau sedang ada keperluan.

Artinya para siswa ini memang sengaja bolos saat jam pelajaran.

Seperti saat 30 pelajar yang terjaring operasi sayang sebelumnya, Satpol PP menghukum para pelajar satu persatu maju menghafal Pancasila.

Anehnya hampir semua siswa tidak hafal urutan kalimat dalam  Pancasila sehingga menjadi bahan tertawaan diantara teman mereka sendiri.

Berita Rekomendasi

“Ini bukti lunturnya patriotisme para siswa, sampai –sampai Pancasila saja tidak ada yang hafal,” ungkap Kabid Operasi dan Pengamanan, Alfian Helmy  kepada Surya, Kamis (2/10) di depan para siswa yang terjaring.

Pelajar ini  mengaku sengaja bolos sekolah lantaran malas. Namun kembali pulang ke rumah saat bersamaan jam sekolah telah pulang. Mereka yang terjaring tidak langsung dipulangkan meski telah menjalani hukuman.

Satpol koordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk menghadirkan perwakilan guru dari masing – masing sekolah dimana para siswa bersekolah.

”Jadi harus ada guru yang menjemput ke Satpol PP, sekaligus untuk mengetahui sejauh mana kenalakan para siswa di sekolahnya selama ini,”ungkap Alfian Helmy.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas