Aneh Tapi Nyata, Bagus Kodok Nikahi Makhluk Gaib Penunggu Hutan
Bagus Kodok alias Eko. Pria berusia 63 tahun ini berasal dari Jawa Tengah. Ia menikahi Peri Roro Setyowati, makhluk halus penunggu hutan Ketonggo
Editor: Domu D. Ambarita
TRIBUNNEWS.COM, NGAWI - Perkawinan tidak lazim terjadi di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Ini bukan perkawinan sejoli lelaki tampan dengan perempuan cantik, melainkan pelaminan seorang pria dengan makhluk halus sebagai mempelai perempuan.
Ya, ini kisah nyata. Dialah Bagus Kodok Ibnu Sukodok alias Bagus Kodok alias Eko.
Pria berusia 63 tahun ini berasal dari Jawa Tengah. Ia menikahi Peri Roro Setyowati, makhluk halus penunggu hutan atau Alas Ketonggo di Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi.
Perkawinan digelar di rumah tua milik Bramantyo Prijosusilo warga Desa Sekaralas, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Rabu (8/10/2014) menjadi perhatian ribuan warga.
Apalagi, konon prosesinya bernilai sakral dan memiliki kekuatan mistis.
Kepala Desa Sekaralas, Sihmanto mengatakan penyelenggara pernikahan itu adalah Bramantyo.
Bahkan, jauh hari sebelumnya, Bram sudah meminta izin Polsek Widodaren untuk persiapan menggelar prosesi pernikahan tersebut.
"Memang benar pernikahan. Namun kami tidak akan mungkin melihat langsung pengantin putrinya," terangnya kepada Surya Online, Tribunnews Network.
Kasmiyanto, seorang warga, menjelaskan kabar perkawinan aneh itu cepat menyebar ke sebagian besar wilayah Ngawi.
"Memang tak masuk akal, tetapi ini nyata. Pengantin pria mampu berhubungan dengan makhluk gaib," ungkapnya.
Awal Cinta
Bagus Kodok Ibnu Sukodok alias Bagus Sukodok alias Eko berkenalan dengan Peri Roro Setyowati, makhluk gaib yang diyakininya sebagai penunggu hutan Ketonggo diKabupaten Ngawi, Jawa Timur saat ia berada di hutan tersebut.
Bramantyo Prijosusilo, warga Desa Sekaralas, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, yang rumahnya menjadi tempat prosesi penikahan Bagus Kodok dengan Peri Roro Setyowati, Rabu kemarin, mengungkap awal perkenalan kedua makhluk berbeda alam tersebut.
Seperti halnya pengantin lainnya, Bagus Kodok pernah bertemu dan berkenalan dengan Peri, beberapa tahun sebelum pernikahan.
Menurut Bramantyo, perkelanan keduanya berawal ketika Bagus buang air besar (BAB) di hutan atau Alas Ketonggo yang masuk wilayah Desa Babadan, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi.
Saat itu, Bagus ditegur Peri Roro Setyowati. Kemudian mereka saling kenal.
"Dari situlah terjalin hubungan dan berkembang rasa saling mencintai," ujar Bramantyo.
Meski berbeda alam, keduanya memiliki perhatian, keprihatinan serta kecintaan yang sama pada alam raya serta budaya manusia khususnya pada lingkungan tanah Jawa.
Sekalipun menikahi makhluk yang tak terlihat, perkawinan Bagus Kodok dan Peri Roro digelar layaknya perkawinan manusia. Misalnya, didahului dengan tradisi siraman yang disaksikan khalayak ramai, termasuk kalangan para seniman.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.