Laporan Wartawan Tribun Manado Herviansyah

TRIBUNNEWS.COM., MANADO - Harga kopra di Sulawesi Utara (Sulut)  mengalami penurunan sebesar 5,71 persen. Dengan demikian harga sebelumnya Rp 7.000 per kilogram menjadi Rp 6.600 per kilogram.

"Harganya turun dari Rp 7.000 per kilogram menjadi Rp 6.600 per kilogram," ujar  Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Hanny Wajong.

Wajong menambahkan harga kopra di Sulut tergantung kepada pergerakan harga minyak internasional yang selalu berfluktuasi. Untuk itu pihaknya terus memantau kenapa harga kopra di Manado mengalami penurunan.

Jangan sampai penurunan yang terjadi karena adanya permainan pihak tertentu yang ingin mengambil keuntungan semata, atau karena memang harga dunia.

Di Sulut biasanya petani kopra menjual kepada pengumpul, atau menjual langsung ke perusahaan besar yang tersebar di Bitung dan Minsel.

Terpisah, Asosiasi Petani Kelapa Sulawesi Utara (Apeksu) George Umpel mengungkapkan harga kopra seharusnya sama dengan harga beras terbaik per kilogram. Jika harga tersebut tercapai, bisa dipastikan petani kopra akan sejahtera.

Harga yang saat ini tidak bisa menutupi ongkos produksi para petani. Tidak heran, hal ini menyebabkan pohon kelapa di Sulut terus mengalami penyusutan. Padahal pemerintah pusat telah menetapkan Sulut menjadi pengembangan cluster kelapa.

Selain itu, pemerintah harus membantu untuk meningkatkan produktifitas  kopra putih. Sebab kopra tersebut memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi yang dibandingkan dengan kopra hitam yang petani produksi saat ini.