Orang Gila Menjamur di Muaraenim
Warga Muaraenim dan sekitarnya dalam beberapa pekan terakhir mulai resah dengan keberadaan orang gila (orgil) di jalanan yang semakin banyak.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, MUARAENIM - Warga Muaraenim dan sekitarnya dalam beberapa pekan terakhir mulai resah dengan keberadaan orang gila (orgil) di jalanan yang semakin banyak.
Dari pemantauan dan informasi di lapangan, Senin (27/10), keberadaan orgil terutama di Kota Muaraenim dan Tanjungenim, memang sedikit banyak dari biasanya. Hal tersebut terlihat di beberapa sudut kota terutama di pasar.
Meskipun belum mengganggu, namun keberadaanya membuat tidak nyaman, sebab selain kotor dan jorok, juga berpakaian kurang senonoh dan berpakaian seadanya sehingga membuat risih sejumlah warga.
Bahkan orang gila tersebut sesekali berdiri di depan ruko dan membuat penjaga tempat usaha tersebut ketakutan.
"Orang gila itu memang belum menganggu, mereka hanya tegak diam tidak bersuara, tetapi setelah diberikan rokok barulah mau pergi," ujar Edi salah seorang warga Muaraenim.
Menurut Edi, untuk di Kota Muaraenim dan Tanjungenim, ia jarang mendengar orang gila mengamuk. Namun lebih baik sedia payung sebelum hujan.
Jangan sampai ada korban yang celaka baru mau ditertibkan. Ia menduga, orang gila tersebut merupakan kiriman dari daerah lain, sebab sebagian besar muka baru.
Untuk itu, pihak terkait untuk bisa menertibkannya dan direhabilitasi jiwanya. Tetapi jika dibiarkan berkeliaran begitu saja akan berpotensi membahayakan warga.
Hal senada juga dikatakan Dedi (39), warga Kota Tanjungenim, pihaknya juga mengharapkan kepada dinas terkait untuk penangani orang gila yang berkeliaran bebas.
Kalau ini tetap tidak dapat diatasi, maka perlahan-lahan akan memberikan kesan buruk bagi pembangunan di Kabupaten Muaraenim.
Sementara itu, Camat Lawang Kidul, Drs Asarli Manudin MSi, melalui sekretarisnya Saprunudin mengatakan, orang gila yang berkeliaran di Kota Tanjungenim dan sekitarnya sekarang ini adalah kebanyakan muka baru. Sebelumnya, pemerintah telah melakukan penertiban bersama instansi terkait.
"Orang gila itu baru, kita selalu tertibkan tetapi terus ada, entah kiriman dari daerah mana, nanti kita koordinasikan dengan dinas terkait untuk menertibkann," ungkap Saprunudin BBA.