RSUP Soedono Madiun Isolasi Pasien Suspect Ebola
RSUP dr Soedono Madiun masih memberikan pelayanan dan perlakuan khusus terhadap pasien suspect ebola, MS (29)
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, MADIUN - RSUP dr Soedono Madiun masih memberikan pelayanan dan perlakuan khusus terhadap pasien suspect ebola, MS (29) warga Desa Nampu, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun.
Ini menyusul, belum adanya kepastian mengenai status negatif dari pasien suspect ebola itu. Bahkan, pihak RSUP dr Soedono Madiun melaksanakan penanganan iu sampai ada kepastian hasil pengambilan sampel darah, urine dan ingus pasien sebanyak 3 kali dengan hasil negatif.
Oleh karenanya, dalam penanganan pelayanan khusus itu, pihak rumah sakit memperketat jumlah kunjungan dan pembesuk kepada pasien suspect ebola itu.
Termasuk keluarga, istri serta rekan-rekan pasien. Selain itu, penjagaan dan perlakuan ketat itu, pihak rumah sakit menutup (mengisolasi) jalan akses menuju ruang Wijaya Kusuma B lantai 2.
Penutupan lorong jalan itu sampai ada kepastian hasil laboratorium sampel pasien suspect ebola itu.
"Penutupan akses jalan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus. Karena itu untuk mensterilkan ruang isolasi, kami menginstruksikan kepada security (petugas keamanan) rumah sakit untuk memblokade akses jalan menuju ruang Wijaya Kusuma," terang Direktur RSUP dr Soedono Madiun, dr Sasongko, SpA kepada Surya, Selasa (4/11/2014).
Selain itu, Sasongko menguraikan pemberlakuan jalan terbebas dari lalu lintas umum itu lantaran tidak ada yang tahu seberapa tinggi orang yang dirawat itu tingkat infeksinya.
"Jangankan orang yang menangani. Yang lewat juga batasi. Saya minta scurity memblokade daerah itu demi keamanan bersama," imbuhnya.
Sementara meski Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Kesehatan RI menyatakan hasil laboratorium pertama pemeriksaan pasien suspect ebola MS negatif ebola, akan tetapi pihak RSUP dr Soedono Madiun belum berani mencabut status suspect ebola itu.
"Karena tidak ada yang tahu limbah yang keluar masuk. Misalnya sprei kotor dan lain sebagainya. Makanya kalau tidak dikelola dengan baik, dikhawatirkan malah membuat penularan. Kecuali kalau sudah terbukti bukan ebola. Maka lain lagi ceritanya," pungkasnya.