Setelah Bayar Denda Rp 60 Juta Pesawat Arab Saudi Kembali Terbang
Setelah membayar denda Rp 60 juta pesawat jet Gulfstream HZ-103 milik Pemerintah Arab Saudi kembali terbang.
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.KUPANG - Setelah membayar denda Rp 60 juta dan melengkapi dokumen surat izin terbang di Indonesia, pesawat jet Gulfstream HZ-103 milik Pemerintah Arab Saudi yang dipaksa mendarat di Pangkalan TNI Angkatan Udara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin (3/11/2014), bisa kembali terbang.
Kepala Penerangan Pangkalan TNI Angkatan Udara El Tari Kupang, Kapten Sigit, Senin malam mengatakan, pesawat tersebut telah diizinkan melanjutkan penerbangan ke Australia pada Senin sekitar pukul 22.42 Wita.
“Pesawat dilepas setelah Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta melengkapi dokumen surat izin terbang (Flight Clearance) di wilayah Indonesia, dan membayar denda Rp 60 juta yang akan disetor ke kas negara,” kata Sigit.
Menurut Sigit, sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dan Keputusan Dirjen Perhubungan Udara, pesawat dikenakan denda karena masuk wilayah NKRI tanpa izin. “Semua sudah clear yakni denda dan surat izin terbang, kemudian kami lepas untuk terbang,” jelas Sigit.
Sigit mengatakan pesawat tersebut tidak mengangkut barang berbahaya. Kekurangan pesawat hanya tidak memiliki izin terbang di wilayah Indonesia. Pesawat jenis Gulfstream IV dengan nomor penerbangan HZ-03 terdeteksi radar TNI Angkatan Udara di Makassar, Sulawesi Selatan sekitar 82 mil di selatan Kupang.
Pesawat tersebut dianggap terbang gelap karena tidak memiliki izin terbang di wilayah Indonesia. Dua jet Sukhoi pun dikerahkan untuk memaksa pesawat mendarat. Setelah mendarat, seluruh kru dan penumpang diturunkan untuk menjalani pemeriksaan oleh penyidik pegawai negeri sipil (PPNS).
Sebanyak 13 orang termasuk kru menjalani pemeriksaan itu, yakni dua pilot Waleed Abdul Aziz dan Abdullah Aziz Ibrahim, dua co-pilot Muhammed Suliman dan Muhammed Saud, serta pramugari Kaitouni Oulaya dan Safa. Kemudian penumpang yakni Muhammed Dhafir, Sami Amadh, Muhammed Abdulah, Hussin Ali, Khalid Mushabbad, Atiah Ayed, dan Domino Domingo.
Pilot Waleed Abdul Azis setelah menjalani pemeriksaan secara intensif mengaku, ke Australia sebagai tim pendahulu untuk mempersiapkan kunjungan pengeran Kerajaan Arab Saudi. (baca Juga :Kru Pesawat Arab Saudi yang Dipaksa Mendarat Masih Jalani)