Dua Pelajar SMP Mengaku Biasa Digauli Pacarnya Saat Mabok Lem
dua pelajar perempuan diantaranya mengaku biasa digauli pacarnya sendiri jika dirinya sudah dalam kondisi mabuk sebagai dampak dari lem aica
Editor: Budi Prasetyo
Laporan Wartawan Pos Belitung Edi
TRIBUNNEWS.COM.BELITUNG -- Tiga pelajar salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri Kecamatan Gantung dibawa ke kantor Satpol PP Pemkab Beltim, saat upacara pagi, Selasa (4/11/2014).
Ketiganya kedapatan menghisap aroma lem aica dan penyalahgunaan obat batuk secara berlebihan. Tidak berhenti disitu, Pol PP dan para guru berhasil mengumpulkan 12 pelajar lainnya yang diduga melakukan hal serupa.
Ironisnya, dua pelajar perempuan diantaranya mengaku biasa digauli pacarnya sendiri jika dirinya sudah dalam kondisi mabuk sebagai dampak dari lem aica dan obat batuk tersebut.
Dalam penyelesaian, Pol PP membagi 15 pelajar ini menjadi dua kelompok. Sebanyak 10 pelajar dilakukan pembinaan di sekolah dengan memanggil orang tua masing-masing. Sedangkan lima pelajar lainnya dibawa ke kantor Satpol PP untuk kemudian dilakukan pembinaan khusus di panti rehabilitasi pemkab Beltim.
Kasatpol PP Beltim Sudiono kepada wartawan Selasa (4/11)mengemukakan kejadian ini merupakan tantangan berat bagi semua pihak untuk sama-sama menyelesaikan permasalahan agar tidak terulang lagi. "Kita harus lebih proaktif. Kemudian desa, dusun, RT dan sekolah, tentunya harus lebih peka mengawasi mereka," kata Sudiono.
Pembinaan generasi muda di tingkat desa merupakan hal penting kata Sudiono. Itu bisa menciptakan generasi muda yang tangguh dengan moralitas baik. "Misalnya dianggarkan di pos APBDesnya untuk kegiatan generasi muda ini dengan kegiatan keagamaan," jelas Sudiono.
Sudiono akan berkoordinasi dengan dinas kesehatan terkait toko yang menjual obat batuk. "Mereka (dinkes) sudah pernah mengeluarkan instruksi tentang penjualan barang-barang ini di luar ketentuan," sebut Sudiono.
Sudiono menyarankan lebih baik jika dana pendistribusian oleh pemerintah senilai Rp 1 milyar dipergunakan untuk pembangunan mental generasi muda beltim.
"Apa gunanya kalau hanya baik dalam pembangunan fisik, tapi mental generasi mudanya tidak terbangun dengan baik. Kalau begini, artinya sebuah ancaman bagi kelangsungan generasi Beltim secara umum kedepannya," papar Sudiono. (bangkapos.com) (baca juga :Bahan "Ngelem" Bakal Ditarik dari Pasaran )