Pengrajin Blangkon di Jogja Kebanjiran Orderan
Semenjak pemerintah mewajibkan pegawai memakai busana tradisional setiap tanggal 20, perajin blangkon di Bantul menjadi kebanjiran pesanan.
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Siti Ariyanti
TRIBUNNEWS.COM BANTUL - Semenjak pemerintah mewajibkan pegawai memakai busana tradisional setiap tanggal 20, perajin blangkon di Bantul menjadi kebanjiran pesanan.
Salah satunya dirasakan Sumaryadi, perajin blangkon yang beralamatkan di Kentolan RT 02, Guwosari, Pajangan, Bantul.
Semenjak kebijakan itu diterapkan, Sumaryadi mengaku pesanan blangkonnya meningkat 200 persen. Dalam sebulan, ia dapat memprodusi hingga lebih dari 1.000 blangkon.
"Sekarang memang sedang puncak pemesanan. Sampai 200 persen dibanding biasanya," ujar Sumardiyana, Kamis (6/11).
Pria 45 tahun ini juga membuat berbagai gaya blangkonberbagai gaya, seperti Mataram yang menjadi gaya khas Yogyakarta, Solo, Bali dan bahkan blangkon gaya Kalimantan. Untuk pasaran di DIY, tentu blangkon yang paling banyak diminati adalah yang bergaya Mataram.
Harganya pun beragam bergantung pada kualitas batik. Blangkon berkualitas biasa dibanderol dengan harga mulai dari Rp 30.000 hingga Rp 80.000. Sedangkan yang kualitas bagus harganya mencapai Rp 250.000.
"Kalau batik kainnya batik tulis ya semakin mahal. Beda dengan yang printing," tambah Sumaryadi. (tribunjogja.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.