Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Museum Harus Keluar Dari Pakem

“Saya gunakan pendekatan selera masyarakat kekinian. Misalnya masyarakat suka warna pink, kami gunakan juga warna pink. Jangan selalu mengunakan war

zoom-in Museum Harus Keluar Dari Pakem
Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Sejumlah siswa SD mengamati fosil gajah purba saat mengunjungi pameran Museum Mark di Museum Ronggowarsito, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (28/10/2014). Pameran tersebut guna meningkatkan pengetahuan siswa akan peninggalan bersejarah. (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan) 

TRIBUNNEWS.COM, MALANG -  Apa rahasia menyedot pengunjung? “Konsep museum harus keluar dari pakem,”  kata Dwi Cahyono, pendiri Museum Malang Tempo Doeloe.  

Dwi menyebut pakem museum selama ini terlalu kaku. Ada ketentuan rigid tentang luas museum, cara penataan koleksi, dan sebagainya.

“Saya gunakan pendekatan selera masyarakat kekinian. Misalnya masyarakat suka warna pink, kami gunakan juga warna pink. Jangan selalu mengunakan warna gelap karena jadi kurang menarik,” ujarnya.

Lalu pengelolaan koleksi. Menurut Dwi, koleksi tidak cukup cuma dilengkapi papan keterangan, apalagi hanya label nama.

Itu tidak bisa menjawab rasa ingin tahu pengunjung terhadap sejarah besar benda-benda koleksi.

Nah untuk menjawab itu,  Dwi melengkapi  koleksinya dengan sebuah monitor layar sentuh. Di layar tersebut ditampilkan foto plus audio, bahkan video.

Pengunjung tinggal menyentuh menu di layar untuk mendapatkan keterangan dan gambar yang diinginkan.

Berita Rekomendasi

Lalu ada konsep interaktif. Pengunjung dipersilakan berinteraksi langsung dengan benda-benda koleksi.

Misalnya koleksi berupa penggilingan jagung kuno. Pengunjung diajak praktik menggunakan penggilingan kuno yang terbuat dari dua lempeng batu tersebut.  

“Pengunjung yang dipersilahkan mencoba secara langsung, jauh lebih tertarik dibanding hanya menerima penjelasan. Apalagi cuma penjelasan tertulis yang diletakkan di sisi koleksi,” tambah Dwi.

Masih menurut Dwi, yang paling penting dari semua itu adalah mengubah persepsi masyarakat tentang museum.

Selama ini museum tidak lebih dari sebuah tempat untuk menampilkan benda-benda masa silam.


Museum tidak lebih dari tempat euforia masa lalu dan terpisah dari masa kini, apalagi masa depan.

Pandangan tersebut harus diubah. Masyarakat perlu tahu, museum itu gudang ilmu. Tempat melihat masa lalu untuk menjawab tantangan masa depan.

Kini Museum Malang Tempo Doeloe sudah digandeng sejumlah agen perjalanan wisata, khususnya wisatawan asing.

Museum ini biasa menjadi titik start sebelum city tour. Para bule ini biasanya mempelajari sejarah Kota Malang, sebelum melakukan perjalanan. (day)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas