Laporan wartawan Tribun Kaltim, Geafry Necolsen

TRIBUNNEWS.COM.TANJUNG REDEB,  – Rencana pemerintah pusat untuk menaikan harga BBM bersubsidi dalam waktu dekat, akan berdampak pada tariff transportasi. Termasuk di Kabupaten Berau.

Meski Berau dikenal sebagai kota nyaris tanpa angkutan kota (angkot), namun trasnportasi air masih menjadi andalan warga Kabupaten Berau, mengingat secara geografis, Berau dikelilingi oleh Sungai Segah dan Sungai Kelay.

Meski kenaikan harga BBM belum dilakukan, namun operator kapal ketinting sudah mulai menaikan tarif.Sulaiman, salah seorang operator kapal ketinting mengatakan, kenaikan tarif tersebut disebabkan naiknya harga BBM eceran.

“Sekarang masih susah cari BBM, antreannya terlalu panjang. Kami tidak bisa antre karena tidak boeh beli BBM pakai jerigen. Terpaksa beli di eceran, sedangkan harga BBM eceran sekarang Rp 10 ribu per botol. Itu pun tidak genap 1 liter,” ungkap Sulaiman yang biasa melayani penumpang yang menyeberang dari Tanjung Redeb-Gunung Tabur dan sebaliknya.

Biasanya, kata Sulaiman, untuk menyeberang ke kecamatan tetangga, penumpang hanya dikenakan tarif Rp 4.000 sekali jalan er orang, namun saat ini, penumpang harus rela membayar Rp 6.000.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo), Fahmi Rizani saat dikonfirmasi melalui telepon genggamnya, Minggu (9/11/2014) sedang tidak aktif, hingga berita ini dibuat, SMS yang dikirim Tribun ke nomornya juga tidak mendapat balasan.

Sekadar diketahui, pasca kenaikan harga BBM pada tahun 2013 lalu, Dishubkominfo telah menetapkan tarif kapal ketinting. Untuk rute Tanjung Redeb-Gunung Tabur naik dari Rp2.000 menjadi Rp2.900, Tanjung Redeb-Sambaliung dari Rp1.700 menjadi Rp2.500, Teluk Bayur sampai ke Tasuk dari Rp2.000 menjadi Rp2.900.(baca  :Kendaraan Besar Dibatasi Masuk Kota Tanjung Redeb)