TRIBUNNEWS.COM,PAMEKASAN – Ada pemandangan berbeda di sejumlah persimpangan jalan raya dan di depan lembaga pendidikan di Kota Pamekasan, di saat jam berangkat siswa ke sekolah dan PNS masuk kantor, Senin (10/11/2014).

Sejumlah Satuan Lalulintas (Satlantas) Polres Pamekasan, yang selama ini mengatur arus lalulintas di jalan raya, mengenakan seragam dinasnya, kali ini mengenakan seragam lain dari biasanya.

Petugas itu mereka mengenakan seragam polisi tempo dulu. Baju atasnya putih abu-abu dan celana pendek.

Semetara topi yang dipakai tetap topi Lantas, berikut pangkat dan sabuk putih yang dikenakan seperti biasanya, lengkap dengan handy tolki (HT).

Tindakan petugas mengenakan pakaian tempo dulu sambil mengatur arus kendaraan bermotor itu, menarik perhatian pengguna jalan raya.

Sehingga di antara pengguna jalan berhenti sejenak sambil menoleh ke arah petugas seperti heran, melihat sejumlah polisi mengenakan seragam jaman penjajahan.

Selain petugas Satlantas, juga terdapat komunitas Sepeda Ontel Duko (Soduk), berpakaian aparat tempo dulu, ikut membantu mengatur arus lalintas didampingi petugas satlantas.

Untuk memberikan semangat kepada anggotanya, Kasatlantas Polres Pamekasan, AKP Ah Hudi Arif, turun langsung ke jalan juga mengenakan pakaian tempo dulu ikut mengatur lalu arus lalu lintas.

Kemudian ditengah-tengah padatnya arus lintas dan kebetulan traffic light merah yang menyala, Kasatlantas Ah Hudi Arif memimpin upacara mengeheningkan cipta sejenak selama 60 detik, yang diikuti anggota dan pengendara bermotor.

Kepada Surya(Tribunnews.com Network), Kasatlantas Ah Hudi Arif mengatakan, pakaian tempo dulu yang dikenakan itu, untuk mengenang jasa pahlawan yang telah gugur lebih dulu, sehingga ia ingin napak tilas perjuangan dan semangat pantang mundur yang dicontohkan pejuang masa lalu dapat ditauladani.

Dikatakan, seragam petugas tempo dulu ini juga perintah dari Direktorat Polda Jatim, terkait peringatan Hari Pahlawan 10 November kepada seluruh jajaran lantas di Jatim, termasuk juga Pamekasan.

“Ini juga bisa juda dijadikan sebagai salah satu bentuk pelayanan untuk menyampaikan kepada masyarakat. Dengan peringatan 10 November,  kita jadikan momen untuk mengembalikan semangat kita dengan memberikan pelyanan kepada masyarakat yang optimal,” kata kasatlantas.(sin)