Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Amankan Demo, Polisi di Makassar Teriak Bunuh Wartawan

Selain menyerang masuk ke kampus, polisi juga memukul wartawan yang sedang melakukan peliputan.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Amankan Demo, Polisi di Makassar Teriak Bunuh Wartawan
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Aparat kepolisian membabi buta menyerang masuk ke kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) di gedung Phinisi, Jalan AP Pettarani, sesaat setelah Wakil Kepala Polrestabes (Wakapolrestabes) Makassar, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Totok Lisdiarto terkena panah, Kamis (13/11/2014) sore.

Selain menyerang masuk ke kampus, polisi juga memukul wartawan yang sedang melakukan peliputan. Keempat wartawan korban pemukulan, masing-masing bernama Waldy (Metro TV), Ikrar (Celebes TV), Iqbal (Koran Tempo), dan Aco (TV One).

Berdasarkan pantauan pemukulan wartawan ini terjadi ketika kartu memori milik Iqbal dirampas oleh polisi. Kemudian muncul Waldy untuk mencegah aksi polisi. Namun, Waldy malah menjadi amukan polisi yang mengakibatkan pelipis kiri jurnalis ini mengalami robek sepanjang 5 centimeter. Waldy kemudian dilarikan ke RS Islam Faisal.

Ikrar pun mengalami kekerasan aparat kepolisian Makassar. Demikian pula dengan kameramen TV One, Aco yang sedang mengambil gambar di atas tembok pagar kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Makassar yang bersebelahan dengan gedung Phinisi, ditarik turun oleh aparat.

Sementara itu, di lokasi kejadian, polisi memang mencari-cari wartawan yang mengambil gambar penyerangan dan pengeroyokan mahasiswa di dalam kampus UNM.

Syamsul Time, wartawan RTV, mengungkapkan, saat melintas di depan pasukan Brimob, mereka sempat berteriak "bunuh wartawan".

"Saya terlambat datang, tapi saya heran kenapa polisi teriak-teriak 'bunuh wartawan'. Tapi untung saya tidak kena pukul, ji," ungkapnya.

Berita Rekomendasi

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sulselbar, Komisaris Besar (Kombes) Polisi Endi Sutendi yang dikonfirmasi depan kampus UNM mengatakan, tindakan brutal polisi terjadi spontanitas. Anggota melakukan penyerangan karena pimpinannya terkena panah.

"Saya minta maaf kepada rekan-rekan media yang mendapat perlakuan kasar saat melakukan peliputan. Tindakan itu spontanitas dilakukan anggota, setelah pimpinannya terkena panah. Ya, puluhan mahasiswa yang berhasil diamankan," katanya.

Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas