Dekan Turun Tangan Lerai Bentrok di USU
Dengan segala cara, lelaki berkumis ini berusaha untuk meredam aksi anarkis mahasiswa
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU), Profesor Runtung Sitepu berlari keluar dari areal fakultasnya ke Jl Universitas, Rabu (12/11/2014). Pria yang mengenakan kemeja batik cokelat itu mencoba membubarkan mahasiswa Fakultas Hukum yang terlibat bentrok dengan mahasiswa Fakultas Teknik.
Dengan segala cara, lelaki berkumis ini berusaha untuk meredam aksi anarkis mahasiswa. "Tadi saya sudah sampai di rumah. Sewaktu sampai di rumah, saya dapat kabar ada bentrokan mahasiswa," katanya pada Tribun di lokasi kejadian.
Menurut Runtung, aksi bentrokan antarmahasiswa ini dipicu kesalahpahaman saat kedua kubu berhadapan dalam pertandingan sepakbola. "Kebetulan kan, ada anak unit kegiatan mahasiswa (UKM) menggelar turnamen bola. Tadi saya sempat tanya juga ke Wakil Rektor III."
Runtung mengatakan saat permainan berlangsung, terjadi perselisihan. Sehingga kedua kubu merasa tidak senang dan saling serang dengan pelemparan batu. "Untuk saat ini kita sudah berupaya menenangkan mahasiswa kita. Saya sudah instruksikan kepada mahasiswa, siapa yang tidak mau bubar, berarti menentang pimpinan fakultas."
Tak lama berbincang, Runtung menemui Kapolsekta Medan Baru, Kompol Rony Nicholas Sidabutar dan Kanit Reskrim Polsekta Medan Baru, Iptu Oscar Stefanus Setjo.
Mereka pun terlihat berbincang untuk mencari solusi agar aksi bentrokan mereda. "Saya tadi langsung telpon pak Nico (Kapolresta Medan, Kombes Pol Nico Afinta Karokaro). Saya bilang pada beliau,'Pak, di kampus saya ada bentrokan. Tolong bapak amankan lah'," katanya Kompol Rony.
Rony hanya tersenyum. Ia mengaku sudah mengerahkan semua personelnya untuk menyebar di lapangan guna membubarkan mahasiswa yang terlibat bentrok. "Anggota kita sudah standby semua pak. Ini lagi berusaha meredam juga," kata Rony.
Saat Runtung dan Rony berbincang, suasana kembali memanas. Seorang mahasiswa Teknik merasa tak senang. "Mereka tadi menarik saya pak. Masa saya langsung diseret ke dalam (Fakultas Hukum). Saya dipukuli. Enggak terima saya pak," kata mahasiswa bertubuh tambun, berkulit hitam yang mengenakan kaos polo hijau.
Runtung mencoba meredam amarah si mahasiswa."Kalau ada yang luka, saya tanggung jawab. Biar saya obati. Namun saya minta tolong adik-adik semua mengerti lah. Kita ini kan satu rumah. Masak kita pula yang ribut. Malu lah kita," katanya.
Setelah diberi pengertian, mahasiswa tersebut kemudian mundur. Satu per satu mahasiswa kemudian menarik diri masing-masing.
Meskipun sudah mendapat imbauan, puluhan mahasiswa Fakultas Hukum semula tetap bertahan. Mereka tetap meneriakkan yel-yel yang mengundang amarah mahasiswa Fakultas Teknik. Untuk membendung bentrokan susulan, Iptu Oscar kembali memberikan pengertian kepada para mahasiswa.
"Tolong bubarlah. Nanti kalau enggak bubar juga, kita akan merangsek masuk," kata Oscar sembari menunjuk tim unit
reaksi cepat (URC) Sabhara Polresta yang tengah duduk di atas sepeda motor trail di seberang jalan. Setelah mendapat pengertian, akhirnya situasi tegang berubah tenang. Namun, suasana kembali memanas tatkala seorang juru foto harian terbitan Medan bernama Rizki diserang kelompok mahasiswa.
Rizki yang tengah mengambil gambar diseret dan dipukul mahasiswa, serta dipaksa menghapus foto di kameranya. Dalam kondisi tak berdaya, kepala Rizki dipukul. Beruntung, saat itu korban tengah menggunakan helm. "Aku tadi lagi ambil foto. Terus ditarik, dan kepalaku dipukul," kata Rizki.
Petugas pengamanan kampus pun melerai dan memisahkan Rizki dari kerumunan massa. Pascabentrokan, batu-batu kerikil sebesar kepalan tangan orang dewasa berserakan di badan jalan. Beberapa mahasiswi yang hendak melintas terlihat ketakutan dan terpaksa memutar arah.
Di lain tempat, puluhan mahasiswa yang membawa nama Keluarga Besar USU menggelar aksi penolakan rencana kenaikan BBM di Simpang Kampus USU, Jl Djamin Ginting, Medan Baru, Rabu sore.
Mereka sempat memblokade persimpangan Jl Djamin Ginting ke Jl Dr Mansyur. "Kami menilai pemerintahan yang baru ini tidak berpihak kepada rakyat. Dengan tegas, kami keluarga besar USU menolak rancangan kenaikan BBM," kata para pendemo dengan pengeras suara.
Sementara itu, petugas Sat Lantas Polsekta Medan Baru dibantu tim URC mencoba mengurai kemacetan. Beberapa mobil pribadi terpaksa memutar arah karena takut melihat kerumunan mahasiswa. Saat aksi mahasiswa berlangsung, sempat terjadi ketegangan antara petugas dengan kelompok mahasiswa. Sejumlah mahasiswa yang tengah mengikuti aksi menolak kehadiran polisi.
"Hati-hati intel, hati-hati intel. Awas, ada polisi," kata mahasiswa mencoba memancing emosi petugas. Melihat hal tersebut, petugas hanya berdiam diri memandangi para mahasiswa. Mereka lebih sibuk mengurai arus lalu lintas yang macet total. Selama hampir dua jam, kemacetan panjang terjadi di sepanjang Jl Djamin Ginting. Kelompok mahasiswa bahkan membakar ban bekas di tengah persimpangan jalan sehingga membuat pengendara kalang-kabut.
Hingga pukul 18.30 WIB, mahasiswa terus menyampaikan orasinya. Sementara petugas tampak sibuk mengatur kendaraan agar tidak menumpuk di tengah jalan. Kapolsekta Medan Baru, Kompol Rony Nicolas Sidabutar mengaku suasana sudah mulai aman dan kondusif. "Anggota kita tetap di lapangan memantau situasi. Sampai saat ini, syukurnya situasi sudah terkendali," ungkap Rony.
Meskipun polisi melakukan pengawalan, mahasiswa tetap beraksi. Bahkan, informasinya mahasiswa akan melangsungkan aksinya kembali hingga hari ini, Kamis (13/11).(Tribun Medan)