Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polda Bali Awasi Pola Persembunyian Terorisme

"Pintu-pintu masuk dan tempat persembunyian kami awasi termasuk hotel berbintang, permukiman maupun tempat kos," kata

zoom-in Polda Bali Awasi Pola Persembunyian Terorisme
Surya/Sudarmawan
Sejumlah anggota Densus 88 Mabes Polri menggeledah rumah dua orang terduga anggota jaringan teroris Poso pimpinan Santoso dan Daengkoro atas nama Guntur Pamungkas dan Kardi usai menangkap keduanya di Dusun Kedungprawan dan Dusun Gendingan Lor, Desa Gendingan, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Jumat (8/8/2014). Petugas berhasil mengamankan barang bukti berupa 1 pucuk pistol Barreta, 2 magasin, 21 butir amunisi, solar sel, power sel, bendera Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), spanduk, dan buku-buku panduan tentang jihad. Surya/Sudarmawan 

TRIBUNNEWS.COM,DENPASAR - Aparat kepolisian Denpasar tidak mau kecolongan lagi adanya penyusupan teroris.

Kini, Kepolisian Daerah Bali meningkatkan pengawasan terhadap pola-pola yang sering digunakan jaringan terorisme termasuk tempat persembunyiannya.

"Pintu-pintu masuk dan tempat persembunyian kami awasi termasuk hotel berbintang, permukiman maupun tempat kos," kata Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Albertus Julius Benny Mokalu di Denpasar, Jumat (14/11/2014).

Menurut dia, hal tersebut sebagai bentuk antisipasi pihak kepolisian di dalam melakukan penyelidikan terkait kasus terorisme.

Ia menyatakan bahwa komunikasi dengan pihak terkait dan masyarakat termasuk kalangan perhotelan dilakukan untuk membantu polisi di dalam mengungkap adanya tindak pidana.

"Beberapa waktu lalu polisi sempat dibantu petugas perhotelan saat kami mengejar pelaku pembunuhan warga negara Amerika Serikat," imbuhnya.

Apalagi saat ini marak beredar terkait paham radikal yang meluas di sejumlah negara seperti "Islamic State of Iraq and Syiria" (ISIS) yang saat ini dikhawatirkan menyasar mahasiswa dan generasi muda.

BERITA TERKAIT

Sosialisasi (bahaya terorisme) tidak boleh berhenti. Pencegahan merupakan hal penting yang melibatkan `stakeholder` dan peran masyarakat," katanya.

Peningkatan patroli keamanan termasuk komunikasi dengan tokoh agama, tokoh masyarakat dan menyasar mahasiswa juga dilakukan agar mereka bisa mendiseminasikan bahaya terorisme kepada masyarakat sekitar.

Bali, sebagai daerah pariwisata dunia menjadi sasaran para terorisme di dalam melancarkan aksinya.

Terbukti, provinsi kecil ini telah dua kali diguncang peledakan bom yakni Bom Bali I pada 2002 yang menewaskan 202 orang dan Bom Bali II pada 2005 yang menewaskan sedikitnya 21 orang.

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas