Kisah Nilam, Mahasiswi yang Ditangkap "Nyabu" Bareng Profesor
Ibu Nilam (Sittiara), saat ini sedang jatuh sakit akibat perbuatan anaknya itu.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribun Timur, Saldy
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Nilam (19) yang ditangkap nyabu bersama PR III Unhas, Prof Musakkir di Hotel Malibu Jumat (14/11/2014) dini hari, rupanya warga Jl Peternakan 1, Perumdos Unhas Antang Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala.
Informasi yang dihimpun Tribun, dari salah satu teman Nilam saat duduk dibangku SMA 10 Makassar yang enggan disebut namanya menjelaskan bahwa Nilam tinggal di Perumahan Dosen Unhas Antang.
Saat Tribun mencoba mendalami alamat yang dapatkan dari sumber tersebut ternyata Nilam berdomisili di Jl Peternakan Blok K1, Antang. Di rumah yang masuk kategori tipe 36 tidak ditemukan penghuni. Tampak hanya mobil yang ada disetiap rumah yang ada di jalan tersebut. Sejumlah rumah pun pagarnya terlihat tertutup rapat.
Salah seorang warga yang berdomisili di Jl Peternakan 1 saat Tribun menanyakan letak persis rumah orang tua Nilam ini enggan berkomentar soal hal tersebut. Pasalnya ia memiliki hubungan dekat dengan orang tua Nilam.
"Dek saya janganmi berkomentar, saya tauki kita wartawan, saya sangat dekat dengan bapaknya ini anak, dia sahabat saya, saya tidak mau buka aibnya orang,"ucapnya, dan langsung pamit.
"Dek, saya istiraht dulu yah. Kalau mauki tau informasi tanya pak RT,"katanya sambil menunjukan rumah Ketua RT setempat.
Tribun pun bergegas ke rumah Ketua Rt, Jl Peternakan K1. Namun saat itu ketua Rt lagi tidak ditempat. Hanya ada nenek di rumah tersebut. Ia mengatakan Ketua RT Pertanian atas nama Hamzah sedang pergi ke Bone.
Rumah RT berada disudut pertama kanan dari arah bagian naman jalan yang tertulis Jl Pertanian 1.
Setelah itu, Tribun kembali mencari tahu dimana rumah Nilam didalam komplek Dosen Unhas Antang.
Tiga kali Tribun mengelilingi Jl Pertanian 1, 2 dan Jl Sastra 1, 2, namun semua tidak mau mengomentari hal tersebut.
Beberapa orang yang ditanya, merasa sedih apabila menyebut alamat Nilam, para warga ini mengaku sudah tahu bahwa anak itu adalah Nilam yang ditangkap sama Prof Musakkir.
Selama 40 menit di komplek Dosen Unhas Antang, terdengar Azan shalat Ashar di Masjid yang berjarak 50 meter dari Jl Pertanian 1.
Pantauan Tribun, setelah bunyi adzan, sejumlah warga berbondong-bondong menunaikan shalat Ashar diMasjid tersebut.
Setelah shalat berjamaah di masjid itu, salah satu jamaah yang juga enggan menyebut namanya bercerita tentang keluarga Nilam.
Menurutnya, keluarga Nilam keluarga termasuk kategori yang berkecukupan. Hal itu berdasar dari harta orang tuanya yang memiliki 3 mobil.
Nilam memiliki 3 saudara kandung, dan satu saudara angkat.
Dari keterangan warga ini, ia pernah mendengar orang tua Nilam (Ibu) mengeluhkan kelakuan anaknya yang sering pulang larut malam, atau di atas jam 22.00 Wita.
Namun apa daya ia sebagai orang tua hanya memarahi, dan tidak tega memberikan kekerasan tangan kepada Nilam, tutur orang tersebut, yang menceritakan keluhan ibunda Nilam.
Nama ayah Nilam adalah Drs. Abdi Adam, sedangkan ibunya bernama Sittiara.
"Kasihanka lihat mamanya Nilam,"kata warga tersebut.
Rupanya kasus yang diderita Nilam, membuat sejumlah warga Komplek Dosen Unhas Antang menjadi sedih, bukan karena Nilam di penjara, kesedihannya itu karena ibu Nilam (Sittiara), saat ini sedang jatuh sakit akibat yang diperbuatan anaknya yang sudah mencoreng nama baik keluarganya, bahkan nama keluarga besar Perumdos Unhas.
Abdi ayah Nilam diketahui, memiliki usaha sampingan selain PNS Unhas, dia sering mendapatkan proyek PLN, sedangkan ibunya, sering main arisan di Unhas.
Yang menjadi pertanyaan publik, kenapa Nilam beralasan kepada penyidik Sat Narkoba polrestabes Makassar, bahwa ia anak bandung, yang kos di Gowa, melakukan hal tersebut karena kebutuhan ekonomi?.
Warga tersebut juga menambahkan, bahwa Nilam ini tidak pernah bergaul, kepada teman sebayanya di komplek Perumahan Dosen Unhas Antang.
"Anakkupi ini tanyakka, kalau orang yang ditemani Prof Musakkir adalah anak pak Abdi,"tuturnya.
Terpisah, rekan sebaya Nilam, yang ditemui Tribun, didepan masjid menuturkan bahwa Nilam ini lebih sering bergaul diluar komplek.
"Saya dulu teman sekolah Nilam, tapi tidak begitu akrab karena kebanyakan temannya orang luar semua,"paparnya. (*
Penulis: Saldy