Ada Tembak-tembakan, Jurnalis Tiarap dan Terjebak di Mako Brimob Kepri
Sementara satu wartawan Tribun Batam lainnya bersama beberapa wartawan dari media lain masih bersembunyi di rumah dinas di dalam komplek Mako Brimob
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Satu dari dua wartawan Tribun Batam yang dari siang tadi sempat tertahan di Mako Brimob Polda Kepri di Tembesi, sudah bisa keluar gerbang Mako Brimob, Rabu (19/11/2014).
Sementara satu wartawan Tribun Batam lainnya bersama beberapa wartawan dari media lain masih bersembunyi di rumah dinas di dalam komplek Mako Brimob.
Satu wartawan (fotografer) Tribun Batam bersama satu wartawan media lain yang berhasil keluar dan berada di luar gerbang Mako Brimob terpaksa harus tiarap ke tanah. Pasalnya, di atas kepala mereka meluncur peluru yang ditembakkan dari larasnya.
Belum diketahui pihak mana saja yang melontarkan peluru, yang pasti tembak-tembakan sudah terjadi.
"Saya dan fotografer ANTARA terpaksa tiarap. Mereka semua lari karena berondongan peluru,"demikian pesan BBM Argianto, fotografer Tribun Batam yang saat ini berada di depan gerbang Moko Brimob.
Buntut dari penyerangan barak Brimob Polda Kepri di Tembesi, Batam, Riau, Rabu(19/11/2014) oleh oknum anggota TNI, suasana kota Batam kini mencekam. Bahkan, beredar informasi gudang senjata Yonif 134 Tuah Sakti yang letaknya tak jauh dari Mako Brimob dibobol.
Akibat situasi tersebut, Wagub Kepri, Soerya Respationo bersama Kasat Brimobda Kepri, Kombes Tory Kristianto yang sedang berada di Mako Brimob karena menggelar konferensi pers, dievakuasi dan diamankan di dalam ruang Kompi A Pelopor.
Begitu juga dengan enam wartawan dan enam staf dari Pemprov Kepri juga diamankan didalam gedung Kompi A Pelopor.
"Wartawan jangan kemana-mana tetap disini aja (dalam gedung Kompi A Pelopor). Bapak-bapak juga (Staf Pemrov Kepri) disini saja,"ujar Ipda Sugeng salah satu anggota Brimobda Kepri.
Kondisi di Batam tersebut terjadi menyusul adanya penyerangan barak Brimob yang dilakukan oleh Yonif 134 Tuah Sakti (TS). Peristiwa itu dikarenakan adanya saling pandang antara dua aparat saat mengisi bahan bakar minyak di salah satu tempat penjual bensin eceran di perumahan Buana Mas, Tembesi. (Sri Murni)