Bila Angkutan Umum Mogok, Polisi Siapkan Bus dan Truk
Polisi akan menyiapkan truk dan bus untuk membantu transportasi para siswa yang akan berangkat ke sekolah.
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.UNGARAN, - Angkutan-angkutan umum di Kabupaten Semarang akan melakukan aksi mogok massal, Rabu (19/11/2014), sebagai protes atas kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Kepala Polres Semarang AKBP Muslimin Ahmad mengatakan, pihaknya siap melakukan langkah pengamanan dan antisipasi jika memang aksi tersebut tetap dilakukan. Polisi akan menyiapkan truk dan bus untuk membantu transportasi para siswa yang akan berangkat ke sekolah.
“Jika terjadi aksi mogok, Polres Semarang menyiagakan dua truk dan satu bus untuk diperbantukan mengangkut siswa sekolah. Mobil-mobil patroli di masing-masing Polsek juga kami perintahkan untuk bisa diperbantukan," kata Muslimin, saat dihubungi, Rabu dini hari.
Secara terpisah, Ketua Organda Kabupaten Sematang Hadi Mustofa membenarkan bahwa pihaknya akan ambil bagian dalam rencana mogok nasional pada hari ini yang diserukan oleh DPP Organda.
“Ada sekitar 1.000 armada angkutan orang dan barang dan truk pasir akan mogok mulai besok (Rabu) sampai waktu yang belum ditentukan. Ini menindaklanjuti instruksi DPP Organda,” kata Hadi.
Menurut Hadi, secara organisasi, Organda menolak melakukan penyesuaian tarif angkutan umum karena akan mengurangi pendapatan. “Kenaikan tarif akan memberatkan masyarakat,” ujarnya.
Aksi mogok operasional tersebut, lanjut dia, untuk menuntut pemerintah memberikan subsidi pada angkutan umum sehingga tak perlu memberlakukan kenaikan tarif.
“Tuntutan kami adah pemberian subsidi, seperti yang diberikan kepada nelayan dan petani. Dengan subsidi itu, kami ingin harga BBM tetap seperti awal, Rp 6.500 per liter untuk premium dan Rp5.500 per liter. Sehingga kami tidak perlu melakukan penyesuaian tarif angkutan,” kata Hadi.