TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Perusahaan asuransi lain, PT Asuransi Sinar Mas juga memiliki produk serupa.

Bedanya, Sinar Mas tidak spesifik menjual produk terorisme dan sabotase (TS).

Menurut Branch Manager PT Asuransi Sinar Mas, Ferry Rudiaman, TS termasuk dalam produk asuransi kebakaran.

Di dalam skema Sinar Mas, TS merupakan grade tertinggi dari beberapa pilihan item yang bisa diasuransikan.

”TS masuk ke asuransi properti. Di dalam klausul perjanjian, ada banyak pilihan untuk pemegang polisi. Ada gradenya dan TS masuk ke grade ketiga atau tertinggi,” ujarnya, Rabu (19/11/2014).

Dia mengungkapkan, dalam asuransi properti, pilihan bisa mulai dari kerusakan akibat kerusuhan, huru hara, kemudian TS.

Bila pemegang polis hanya memilih kerusuhan, maka kerusakan yang disebabkan karena huru hara, tidak akan dibayar pihak asuransi.

Dalam buku pedoman Sinar Mas, huru hara dan kerusahan memiliki makna yang berbeda.

Menurut Ferry, huru hara memiliki dampak dan spektrum yang lebih luas. Dia mencontohkan peristiwa Mei 1998 sebagai bentuk huru hara.

”Dampak dari huru hara adalah satu kota atau sebagian besar lumpuh. Sedangkan kerusuhan, sifatnya terlokalisir. Misal gedung kita kena lemparan batu karena bentrokan suporter,” katanya.

Klaim bisa diberikan keseluruhan bila pemegang polisi memilih opsi TS.

Satu di antara penyebab yang masuk kategori TS adalah ledakan bom yang dilakukan kelompok teroris.

Di Sinar Mas, asuransi TS masuk kategori perluasan dari produk asuransi utama. Sifat asuransi ini mutlak pilihan dari pemegang polis.

Menurut pria berkacamata itu, Sinar Mas memang tidak begitu masif menawarkan paket asuransi TS.

Meski begitu, dia yakin prospek produk yang satu ini bisa cerah seiring perkembangan perekonomian di Surabaya dan Jawa Timur.

Apalagi, sampai saat ini kelompok teroris masih berkeliaran dan bisa sewaktu-waktu beraksi.

Dia mengakui, ada beberapa perusahaan asuransi yang berani menjadikan TS sebagai produk utama mereka.

Untuk menjadikan TS sebagai produk utama, kata Ferry, bukanlah yang yang mudah.

Pasalnya, kesadaran masyarakat dalam berasuransi sampai saat ini masih didominasi kendaraan bermotor. (day/ben/idl)