Cabe Mahal, Ibu-ibu di Kediri Belajar Bertanam Lombok
"Jangan lupa setiap hari untuk menyiram supaya tanamannya tidak layu. Kalau sekarang pas musim hujan tidak perlu disiram terlalu banyak," ungkap Agus,
TRIBUNNEWS.COM,KEDIRI - Menyikapi semakin mahalnya harga cabe, ibu-ibu warga Perumahan Sukorejo Indah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur belajar bercocok tanam cabe.
Apalagi tanaman cabe dapat dibudidayakan di lahan terbatas di sekitar rumah, Kamis (20/11/2014).
Mengundang instruktur dari penyuluh pertanian, warga sangat antusias belajar bercocok tanam.
Pembelajaran dimulai dari materi teori dilanjutkan dengan praktik mencampur media tanah.
Selanjutnya melakukan penanam benih ke dalam polibek serta cara merawat tanaman dengan benar.
Mayoritas ibu-ibu memilih menanam cabe besar dan kecil yang saat ini harganya di pasaran sangat mahal.
Namun ada juga yang memilih menanam buah terong dengan alasan suaminya sangat menyukai sayuran buah terong.
"Jangan lupa setiap hari untuk menyiram supaya tanamannya tidak layu. Kalau sekarang pas musim hujan tidak perlu disiram terlalu banyak," ungkap Agus, petugas penyuluh pertanian.
Ibu-ibu peserta pelatihan bercocok tanam di media polibek ini merupakan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Mitra Alam.
Petugas bakal memberikan materi pelatihan susulan cara merawat tanaman dari hama penyakit setelah tanaman tumbuh dan mulai berbuah.
Tim penyuluh juga menjelaskan, ibu-ibu dapat menyemai bibit sendiri yang bisa dijual kepada kelompok yang membutuhkan.
"Nanti juga kami ajari membuat pestisida sendiri yang ramah lingkungan," tambahnya.
Informasi yang dihimpun Surya Online dari paguyuban petani hortikultura Kediri, saat ini di tingkat petani harga cabe besar telah mencapai Rp 36.000 - Rp 38.000 per kg.
Sementara harga cabe kriting mencapai Rp 40.000 - Rp 42.000 per kg dan harga cabe rawit Rp 34.000 per kg.
Harga cabe di Jawa Timur masih cenderung bergerak naik, karena masih belum banyak petani yang panen.(dim)