Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

IPW Anggap Seragam Loreng Brimob Pemicu Bentrok

Pertama, tidak terkendalinya aksi backing membacking, baik dalam bisnis legal maupun ilegal, yang dilakukan oknum-oknum kedua institusi.

Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Rendy Sadikin
zoom-in IPW Anggap Seragam Loreng Brimob Pemicu Bentrok
TRIBUN BATAM/ARGIANTO DA NUGROHO
Dua truk marinir dari satuan Batalyon 10 Satria Bhumi Yudha berlindung dari tembakan saat keluar dari markas Brimob Polda Kepri, Batam, usai mengantar anggota brimob yang sedang bertugas, Rabu (19/11/2014). TRIBUN BATAM/ARGIANTO DA NUGROHO 

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengungkapkan bentrokan TNI-Polri yang terjadi kedua kali dalam tiga bulan terakhir di Batam menunjukkan makin buruknya hubungan psikologis antara kedua institusi aparatur keamanan tersebut.

IPW menilai, ada tiga penyebab utama dalam kasus bentrokan TNI-Polri di Batam. Pertama, tidak terkendalinya aksi backing membacking, baik dalam bisnis legal maupun ilegal, yang dilakukan oknum-oknum kedua institusi.

"Kedua, masih membaranya dendam kesumat antar oknum kedua institusi pasca bentrokan 21 Sep 2014, yang menyebabkan empat anggota Batalion 134 Tuah Sakti tertembak," ujar Neta, Rabu (19/11/2014).

"Ketiga, penggunaan seragam loreng militer pada anggota Brimob, yang dinilai sebagai wujud arogansi Polri," tambahnya.

Penggunaan seragam loreng pada Brimob, lanjut Neta, telah membuat lapisan bawah TNI tersinggung hingga gampang terpicu emosinya jika berhadapan dengan anggota Brimob.

IPW mendesak pemerintah harus segera memerintahkan Kapolri Sutarman agar mencabut penggunaan seragam loreng pada Brimob. Jika hal ini tidak dilakukan, Neta meyakini, bentrokan TNI-Brimob dikhawatirkan akan meluas ke daerah lain.

Dengan terjadinya bentrokan di Batam, sambungnya lagi, pemerintah perlu segera mencopot Kapolda Kepri dan Danrem setempat serta mengevaluasi dan mencopot kepemimpinan TNI-Polri.

Berita Rekomendasi

"Bagaimana pun bentrokan ini tak terlepas dari kelenggahan elit-elit TNI-Polri dalam mencermati dinamika di Batam pasca bentrokan 21 Sep 2014 lalu. Bentrokan kedua yang terjadi di Batam, tidak hanya menakutkan masyarakat, tapi juga akan membuat investor asing takut masuk ke Indonesia," Neta menegaskan.

Padahal sebelumnya, imbuhnya, dalam forum APEC dan G-20, Presiden Jokowi mengundang para investor agar masuk ke Indonesia.

"Bagaimana mereka mau masuk jika tidak ada jaminan keamanan di Indonesia, mengingat antar aparat keamanan saja saling tembak dan terus menerus bentrok," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas