TRIBUNNEWS.COM,KULONPROGO - Pembangunan Bandar Udara terbaru di Kulonprogo, Yogjakarta masih menui pro dan kontra.

Belum semua warga terdampak pembangunan bandara Kulonprogo yang mengikuti konsultasi publik di Desa Jangkaran Kecamatan Temon menyatakan persetujuannya.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, Rabu (26/11/2014), mengatakan, dari 89 undangan di hari pertama yang menyatakan persetujuan sekitar 86 orang.

Artinya, ada tiga warga terdampak sampai kemarin belum menyatakan setuju. Menurut Bupati, 86 warga undangan tersebut sudah menuliskan dalam formulir konsultasi publik, mereka setuju bandara dibangun di Kulonprogo dan harus menggusur wilayah tinggal mereka.

"Untuk menyikapi yang belum setuju, nanti dikomulasikan setelah konsultasi publik selesai," kata Hasto.

Bupati menjelaskan, hasil konsultasi publik di wilayah satu dan yang lain akan diketahui berapa yang setuju dan yang tidak setuju.

Jumlah total warga yang keberatan akan dikumpulkan lagi. Permasalahan mereka akan dibawa ke pembahasan dalam tim keberatan.

"Di situ akan dibicarakan bersama tim keberatan mengenai solusinya. Kalau saya menyikapinya begitu," lanjutnya.

Project Manager Pembangunan Bandara Baru dari PT Angkasa Pura, Eko Permadi, mengungkapkan, secara umum hasil konsultasi publik hari pertama adalah 95 persen warga mendukung.

Menurutnya, warga yang belum menyatakan persetujuannya sekitar lima persen.

"Lima persen itu kira-kira enam orang. Itu belum bisa disimpulkan setuju atau tidaknya karena secara administrasi belum lengkap sehingg belum mengisi form," kata Eko.