Ribuan Warga Majalaya Menggunakan Air Tercemar Limbah
Warga sekitar kawasan industri tekstil di Majalaya, Kabupaten Bandung, yang menggunakan air tercemar limbah sekitar 7.000 orang
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM. BANDUNG – Warga sekitar kawasan industri tekstil di Majalaya, Kabupaten Bandung, yang menggunakan air tercemar limbah sekitar 7.000 orang. Ribuan warga tersebut tinggal di dua tempat Ciwalengke dan Leuwidulang, Kecamatan Majalaya.
Kepala Badan Pemerhati Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jabar, Anang Sudarna menyatakan, beberapa waktu lalu pihaknya melakukan investasi ke dua tempat tersebut. Dalam investigasi, tim menemukan sesuatu yang janggal dan kaget melihat kondisi di lapangan. Sebab, di dua tempat tersebut air sumur kering.
“Sumur warga tidak ada airnya karena di sana banyak pabrik yang membangun sumur demi kepentingan perusahaan. Akibatnya, warga harus menggunakan air yang sudah tercemar limbah pabrik. Dari data yang dihimpun tim, ada 7.000 warga yang menggunakan air tercemar limbah pabrik,” ucap dia di Bandung, Senin (8/12/2014) kemarin.
Anang menjelaskan, kesulitan warga mengakses air bersih, membuat mereka terpaksa menggunakan air selokan berwarna hitam dan bau. Bahkan, air di masjid yang kerap diandalkan warga, ikut tercemar limbah.
Kondisi ini berpengaruh pada kesehatan warga. Sudah sejak lama, warga mengeluh penyakit kulit seperti gatal-gatal. Kejadian memprihatinkan di Majalaya ini menambah catatan pencemaran lingkungan di Jawa Barat.
Menurut dia, cara yang bisa diambil adalah menertibkan pabrik di sekitar wilayah tersebut. Namun sebagai langkah awal, dalam waktu dekat BPLHD akan meminta Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jabar untuk membangun sumur artesis agar waga tidak menggunakan air kotor.