TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Duta Besar Inggris untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste, Moazzam Malik merasakan naik kendaraan tradisional, Becak saat berkunjung di Universitas Airlangga (Unair), Jumat (12/12/2014).

Kedatangan Moazzam disambut Wakil Rektor I Universitas Airlangga, Prof Achmad Syahrani di halaman kantor Manajemen Unair.

Pertemuan yang hangat dan cair ini dilanjutkan dengan keliling Unair dengan becak.

Keduanya menumpang dua becak yang mengantarkan berkeliling kampus-kampus Unair Mulyorejo.

Setelahnya, dia menyapa dan berdialog dengan wartawan di Media Centre Unair.

Moazzam berkisah tentang kedatangannya pertama kali ke Surabaya pada Juli tahun 2014 bertepatan dengan Ramadhan.

Moazzam menghabiskan tiga hari di Surabaya dan mengunjungi Masjid dan Makam Sunan Ampel.

“Banyak yang berkata masa depan dunia ada di India dan Cina, tapi bagi saya masa depan dunia dan juga Inggris ada di Indonesia, India, dan Cina. Inggris merupakan negara terbuka sehingga kami berusaha melihat sejumlah peluang kerjasama Inggris dengan berbagai mitra, terutama di Surabaya,” ujar Moazzam dengan bahasa Indonesia lancar.

Saat ditanya mengapa memilih Surabaya dan Unair untuk dikunjungi, Moazzam mengatakan Surabaya salah satu kota di Indonesia yang dipimpin baik, serta Jawa Timur merupakan propinsi dengan penduduk yang besar.

“Saya yakin, Surabaya akan berperan penting dalam kemajuan Indonesia dan salah satu fokus bidang kerjasama antara Inggris dan Indonesia adalah bidang pendidikan," papar pria keturunan Pakistan ini.

"Unair salah satu universitas terbaik di Indonesia yang nantinya akan kami perdalam hubungan dengan Universitas di Inggris," tambah Moazzam.