Perajin Tahu di Bojonegoro Kurangi Produksi
"Tapi kenyataannya pembeli tahu juga berkurang, sebab kenaikan harga BBM mempengaruhi daya beli masyarakat," ujarnya.
![Perajin Tahu di Bojonegoro Kurangi Produksi](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20131202_182820_nilai-dolar-mempengaruhi-pengusaha-tahu.jpg)
TRIBUNNEWS.COM,BOJONEGORO - Perajin tahu di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengurangi produksi rata-rata sekitar 25 persen, sejak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), disebabkan naiknya harga kedelai.
Ketua Paguyuban Perajin Tahu dan Tempe Bojonegoro Arifin di Bojonegoro, Kamis mengatakan perajin lebih memilih mengurangi produksi tahu dibandingkan menaikkan harga.
Selain itu, perajin juga mengurangi porsi tahu yang dijual, tetapi harganya tetap sama dengan harga sebelum ada kenaikan BBM.
Perajin, lanjutnya, tidak berani menaikkan harga tahu, karena khawatir pembelinya berkurang.
"Tapi kenyataannya pembeli tahu juga berkurang, sebab kenaikan harga BBM mempengaruhi daya beli masyarakat," ujarnya.
Menurut dia, perajin tahu di Desa Ledokkulon, Kecamatan Kota, yang menjadi sentra perajin tahu di daerahnya, dengan jumlah sekitar 300 perajin, semuanya menurunkan produksinya.
"Penurunan produksi juga terkait dengan modal, sebab kalau produksinya tetap sama dengan naiknya harga kedelai jelas biaya produksi pembuatan tahu naik," tandasnya.
Ia mencontohkan dirinya mengurangi produksi tahu rata-rata menjadi 1,5 kuintal/hari, yang biasanya bisa mencapai 2 kuintal/hari.
Saat ini, katanya, harga kedelai impor Rp 8.000/kilogram, yang semula sebelum ada kenaikan harga BBM Rp 7.600/kilogram.
Begitu pula, harga kedelai lokal naik menjadi Rp 7.600/kilogram, yang semula Rp7.300/kilogram.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.