TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Intensitas jual beli tanah di Banjarmasin makin tinggi, seiring naiknya harga lahan. Selama dua tahun terakhir ini, terjadi dua ribu transaksi tanah. Permasalahan pun kerap muncul, seperti rangkap kepemilikan lahan.

Bahkan, tidak jarang ada pembeli lahan yang tertipu karena sertifikat yang diperolehnya ternyata palsu.

Bahkan, Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Banjarmasin, Frengky Poli juga mengaku beberapa kali menemukan sertifikat palsu tersebut. Bila dilihat secara sepintas, sertifikat itu memang seperti aslinya. Baru terungkap palsu jika dilihat nomor serinya.

“Yang bisa mengetahui nomor seri yang asli itu BPN. Jadi bila melakukan transaksi tanah, lebih baik sertifikatnya dibawa ke BPN untuk mengetahui keasliannya. Selain itu juga melihat status tanah yang diperjualbelikan. Ini untuk mengetahui kemungkinan tanah itu masih diagunkan ke bank atau terkait kasus hukum,” ucap Frengky.