Suryawangsa 2, Lebih Hemat Energi dan Ramah Lingkungan
"Makanya desainnya berdasarkan kebutuhan otomotif masa depan yang hemat energi dan ramah lingkungan," ujarnya, Jumat (26/12/2014).
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Kepala SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Kabupaten Malang, Pahri mengatakan, Microbus Solar-Car Suryawangsa 2 bertenaga matahari ini merupakan sebuah ikhtiar siswa yang dipimpinnya untuk memberikan solusi kelangkaan energi dan kerusakan lingkungan akibat gas buang alat transportasi di negeri ini.
"Makanya desainnya berdasarkan kebutuhan otomotif masa depan yang hemat energi dan ramah lingkungan," ujarnya, Jumat (26/12/2014).
Menurut Pahri, pengerjaan Suryawangsa 2 memerlukan waktu 6 bulan 7 hari. Melibatkan guru dan siswa dari lima kompetensi keahlian, yaitu: Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Sepeda Motor, Teknik Ototronik, Teknik Instalasi Tenaga Listrik dan Teknik Komputer & Jaringan.
Risetnya melalui beberapa tahapan, yaitu riset dasar (Th. 2009-2010), riset terapan (2011-2012) yang melahirkan produk Suryawangsa 1, riset penyempurnaan dan pengembangan (2013-2015), dan produksi masal terbatas (2016-2020).
Launching dan test drive Microbus Solar-Car Suryawangsa 2 dilakukan Mendikbud RI, Anies Baswedan dan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin (19/12/2014), merupakan tahap ketiga dari proyek Solar-Car SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi.
Sebelum diproduksi masal terbatas pada tahap keempat (Th. 2015-2020), Solar-Car diujicobakan kelayakan dan ketangguhannya dengan menempuh perjalanan panjang Jakarta-Semarang-Surabaya dan Malang (1.000 km).
Sebagai transportasi alternatif, mobil ini mempunyai keunggulan. Pertama, pemanfaatan energi terbarukan yaitu menyerap energi sinar matahari dari lingkungan sekitar saat driving oleh photovoltaic (sell surya), sehingga tidak lagi tergantung pada bahan bakar minyak.
Kedua, Trully Green Energy Technology, teknologi transportasi ramah lingkungan dan tidak menghasilkan emisi gas buang.
Ketiga, kemampuan menyediakan listrik pada setiap putaran mesin.
Sedangkan kendaraan berbahan bakar minyak hanya sekitar 20 persen dari energi kimia dalam bensin yang akan dikonversi menjadi energy mekanik pada pembakaran internal.
Keempat, Cabin Green Cooling Energy, technology pendingin ruangan non CFC yang menggunakan TEC-12706 Thermo Electric Peltier Cooler adalah teknologi pendingin yang memanfaatkan sisi dingin dari efek peltier.
Kelima, Motor Cooling System, teknologi pendinginan motor penggerak dengan memanfaatkan efek dingin dar iperpaduan TEC Thermo Electric dengan Hembusan udara dingin yang dihasilkan oleh pendinginan.
Keenam, Dry Ice Back Camera, kamera belakang yang aktif saat kendaraan mundur, yang membantu driver saat parkir.
Selain itu, dilengkapi panel surya, panel motor dan panel batery, sehingga memudahkan untuk melakukan qualty control. Juga disempurnakan dengan teknologi metic (otomation transmition), alat ukur cahaya (measuring light intensity), dan berbasis tegangan rendah (low voltage consumption).
Mobil pintar ini, sangat praktis dan efisien, bahkan untuk kepentingan riset, terdapat rekam monior LCD yang setiap saat hasilnya dapat di-print out.
Spesifikasi Microbus Solar-Car Suryawangsa 2 Arjuna type 4.0.; Photovoltaic (Cell Surya): jumlah 4 unit, tegangan 48 Volt, arus peak power 4 Ampere, daya (peak power) 168 Wa.
Baterei; jumlah 8, tegangan 48 Volt, kapasitas 225 Ah, jenis seal lead acid (Basah). Controller; jumlah 1 unit, arus maksimum 400 Ampere, tegangan input 48 Volt.
Motor; jenis DC series, tegangan 48 Volt, daya 4 KW, kecepatan 5000 rpm.
Sistem Mekanik; drive train direct couple-front axle. Suspensi roda belakang independent double wishbone, roda depan independent double wishbone.
Dimensi, panjang 3500 mm, lebar, 1600mm, tinggi 2200 mm, berat kosong 850 kg, wheelbase 3000 mm.
Performance; kecepatan maksimum 70 km/jam. Kapasitas; penumpang 5 orang.
Dana riset sebesar 107 juta rupiah. Jika diproduksi secara masal, biaya per-unit 99 juta rupiah.
"Jadi, Suryawangsa adalah sumbangan dan karya nyata sekolah Muhammadiyah untuk bangsa. Kami bertekad menjadi bagian dari motor teknologi mutakhir, bukan sebatas objek dari perubahan teknologi," tegas Pahri. (Mujib Anwar)