Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Status Gunung Slamet Turun Jadi Waspada

Memang benar PVMBG telah menurunkan status Gunung Slamet menjadi waspada (level II). Penurunan status ini karena aktivitas gempa letusan dan Hembusan

zoom-in Status Gunung Slamet Turun Jadi Waspada
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Letusan Gunung Slamet terlihat dari Desa Pandansari, Paguyangan, Brebes, Jawa Tengah, Rabu (17/9/2014) malam. Dalam kurun waktu pukul 06.00-18.00 terjadi 19 kali letusan dengan ketinggian 500-1.200 meter. Gunung tersebut masih berstatus Siaga dan warga dilarang beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak Gunung Slamet. KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO 

TRIBUNNEWS.COM,TEGAL - Status Gunung Slamet saat ini, dari Siaga (level III) menjadi Waspada (level II) pada Senin, (5/1/2015).

Kepastian tersebut disampaikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

"Memang benar PVMBG telah menurunkan status Gunung Slamet menjadi waspada (level II). Penurunan status ini karena aktivitas gempa letusan dan hembusan Gunung Slamet cenderung menurun dan sudah jauh berkurang dibandingkan saat masih berstatus siaga," ujar Ketua Pos Pengamatan Gunung Slamet di Gambuhan Pemalang Sudrajat, Selasa (6/1/2015).

Dia menambahkan, dengan penurunan status menjadi waspada, radius kawasan berpotensi berbahaya juga dipersempit menjadi dua kilometer dari puncak.

Dia berharap masyarakat bisa mengetahui bahwa Gunung Slamet yang berada di lima kabupaten yakni Banyumas, Purbalingga, Tegal, Brebes dan Pemalang itu sudah tidak dalam kondisi Siaga (level III).

Namun demikian, pihaknya tetap melarang warga mendaki ke puncak. Sebab, produk letusan Gunung Slamet beberapa waktu lalu masih berbahaya.

Batuan dan pasir di kawasan puncak setinggi 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu masih mudah longsor jika terinjak.

Berita Rekomendasi

“Saat ini kondisinya, gas belerang di sekitar puncak juga berbahaya,” jelas dia.

Dia menjelaskan, parameter yang menjadi dasar penurunan status Gunung Slamet yakni dari hasil dari pantauan seismik, Electronic Distance Measurement (EDM) atau alat pengukur pergeseran horizontal dan vertikal gunung, tiltmeter atau alat pengukur penggelembungan tubuh gunung, hingga suhu air panas di sumber Guci, Kabupaten Tegal.

“Sebelum diturunkan menjadi status waspada (level II) Semua parameter itu menunjukkan penurunan sejak sekitar lima atau enam hari lalu. Suhu air panas turun antara 0,5 sampai 1 derajat celcius.Suhu air panas di Guci relatif sama dengan suhu air panas Baturraden, Banyumas,” ungkapnya.

Berdasarkan pantauan alat seismik pada Senin pukul 12.00 hingga 18.00, hanya tercatat 18 kali gempa embusan dengan amplitudo 3-4 milimeter dan lama gempa sekitar 20-70 detik.

Humas SAR Tegal-Slawi (Galawi) Rescue, Arif Rahman, mengatakan sejumlah anggotanya tetap berjaga di jalur pendakian Guci, Kabupaten Tegal, untuk mencegah pendaki ke puncak Gunung Slamet.

“Jalur pendakian baru akan dibuka kalau statusnya sudah turun menjadi normal,” kata Arif.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas