Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sudarwati Terpaksa Berteriak Mengajar Siswanya

"Kelas 1 sampai 5 kan disatukan di sini. Jadi lumayan berisik juga. Mau mengajar juga harus teriak-teriak. Para siswa juga tidak fokus belajarnya,"

Editor: Y Gustaman
zoom-in Sudarwati Terpaksa Berteriak Mengajar Siswanya
Tribun Jabar/Firman Wicaksono
Siswa kelas 2 dan 3 SDN Lebakwangi 1, Desa Lebakwangi, Kecamatan Arjasari harus berbagi belajar di GOR Lebakwangi, Kabupaten Bandung, Selasa (6/1/2015). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, WIJ

TRIBUNNEWS.COM, ARJASARI - Suara lantang Titih Sudaryati beradu keras dengan suara lainnya. Baru kali ini ia merasa tak nyaman mengajar muridnya siswa kelas 2 SD SDN Lebakwangi 1 di Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Bagaimana mau nyaman, suara Sudaryati harus berlomba dengan siswa SD kelas lain yang juga memakai ruangan milik BPD Desa Lebakwangi. Tersisih karena persoalan sengketa lahan, proses belajar SDN Lebakwangi 1 harus dipindah.

Beruntung ruangan itu adalah GOR Desa Lebakwangi yang menampung banyak orang. Inilah pusat proses belajar mengajar siswa kelas 1 sampai kelas 5 SDN Lebakwangi 1. Yang membedakan proses belajar mereka hanya sekat papan kayu.

"Kelas 1 sampai 5 kan disatukan di sini. Jadi lumayan berisik juga. Mau mengajar juga harus teriak-teriak. Para siswa juga tidak fokus belajarnya," kata Sudarwati kepada Tribun Jabar, Selasa (6/1/2015).

Sudarwati mengaku harus berteriak agar anak-anaknya konsentrasi terhadap pelajaran yang disampaikan. Tak ada cara lain yang harus dilakukan Sudarwati selain berteriak, karena guru kelas lain tak kalah teriakannya.

Menunggu Bangunan Baru

Berita Rekomendasi

Tak adanya gedung dan ruangan memadai untuk proses belajar mengajar di SDN Lebakwangi 1 sudah diketahui Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung. Mereka mengaku akan menyelesaikan persoalan ini dengan membangun sekolah.

Kepala Bidang TK/SD Disdikbud Kabupaten Bandung, Maman Sudrajat, mengaku perpindahan SDN Lebakwangi 1 tak bisa dilakukan dalam waktu dekat. Sehingga sampai akhir tahun pelajaran 2014/2015, siswa harus belajar di GOR desa.

"Nanti bulan April atau Mei kita akan mulai bangun sekolah yang baru. Lokasinya di samping kantor desa. Ada enam lokal yang akan dibangun dengan pagu anggaran Rp 750 juta," kata Maman di kantor Disdikbud Kabupaten Bandung, Selasa (6/1/2015).

Seharusnya pembangunan sekolah dilakukan pada tahun lalu. Hanya saja lelang perencanaan pembangunan sekolah gagal. Padahal anggaran sudah disiapkan sehingga realisasi pembangunan dilakukan tahun ini.

"Desember kemarin kita sudah bertemu dengan pihak ahli waris. Mereka meminta untuk segera dikosongkan. Awalnya kita minta perpanjangan penggunaan lokasi sekolah. Tapi mereka tidak mau," katanya.

Jika sesuai rencana, para siswa bisa menempati lokasi sekolah yang baru pada awal tahun pelajaran 2015/2016. Walau aktivitas belajar cukup terganggu, namun para siswa harus tetap belajar.

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas