Banyak yang tak Paham Mengenai Bencana
Koordinator rescue Relawan Peduli Kemanusianan Pemberdayaan Umat (PKPU) Subur Rojinahwi (44) menilai tak banyak orang paham mengenai bencana
Penulis: Rahmat Patutie
Editor: Rachmat Hidayat
"Satu hari untuk gladi kotor, kami kontak mereka bahwa ada korban tenggelam, tim siaga harus ke lokasi dengan cepat. Makanya ada yang membuat tandu, cara menolong, misalnya ada petir mereka membalikan perahu itu sudah gladi bersihnya," jelasnya.
Dia menyebutkan, hingga kini, sillahturahmi keduanya selalu saling terjaga. Pihaknya pun kerap melibatkan para TNI ketika ada bencana alam.
Menurutnya, suatu kebanggan tersendiri bagi dirinya bersama tim dapat membantu
Menurutnya, hal tersebut merupakan pengalaman pertama kali mengajarkan para prajurit.
"Biasanya kan kami ajarkan mahasiswa, perusahaan, atau sekuritiy itu sudah biasa. Tapi militer kaget juga, deg-degkan juga. Kami merasa bangga sekali bisa berbagi pengalaman bersama prajurit," tambahnya.
Subur mengaku sudah banyak telribat di beberapa kegiatan dari dalam hingga luar negeri mengenai kebencanaan. Di antaranya Tsunami 2004, pembantaian Rohingya di Nyanmar 2013, banjir bandang wasior 2010, merapi 2010, angin topan hayan di Filipine 2012, gunung meletus Sinabung 2013, banjir Manado 2013, dan tanah longsor di Banjarnegara 2014.
Tak ada kata apatis dalam kamus Subur, di samping mempunyai banyak pengalaman dan jam terbang yang tinggi.
Adanya insiden pesawat AirAsia QZ 8501, harus membuatnya turun gunung. Ia menekankan telah bertekad ingin mencari amalan hidup sebagai relawan. Dengan alasan itu, batang hidungnya berada di tengah-tengah tim evakuasi gabungan di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Subur dan lima tim pasukan gerak cepat dari PKPU membantu tim Badan SAR Nasional (BASARNAS) mencari dan evakuasi korban berikut badan pesawat AirAsia QZ 8501, dengan menyisiri antara perairan Selat Karimata dan Pulau Jawa.
Ia bersama timnya tiba di Pelabuhan Kumai membawa perlengkapan pribadi lengkap dari Jakarta. Di antaranya, 6 masker khusus anti biokimia, 6 helem rescue, 6 pelampung, cairan tangan anti bakteri,6 pasang sarung tangan karet latex, dan baju lapangan.
Mereka pun menumpangi Kapal Negara SAR dari Pelabuhan Kumai menuju target operasi, Selasa (6/1) sekitar pukul 12.00 Wib.
Subur menjadi komandan regu mewakilkan timnya dalam melaksana misi mulia ini.
Rabu (7/1), Kapal yang ditumpanginya bersender di pelabuhan Kumai, dengan membawa satu jenazah pesawat AirAsia yang dinyatakan hilang Minggu (28/12) itu.
Menurut Kapten kapal Ahmad dari pihak Basarnas, jenazah tersebut diambil dari KRI Sutedi Seno Putra (SSA) 378 yang dipimpin Mayor Laut Pelaut Hendra Astawan.
Lokasi penemuan jenazah di sekitar perairan Pulau Jawa, tepatnya di titik koordinat 03 35 313 Selatan 111 03 220 Timur.