Ekspor Ikan Napoleon Dibatasi, Nelayan di Anambas Terancam Bangkrut
Nelayan budidaya ikan napoleon di Kabupaten Kepulauan Anambas terancam gulung tikar.
Editor: Sugiyarto
Laporan Tribunnews Batam, SM Rohman
TRIBUNNEWS.COM, ANAMBAS- Nelayan budidaya ikan napoleon di Kabupaten Kepulauan Anambas terancam gulung tikar.
Sebab, kini pemerintah pusat membatasi ekspor ikan yang biasa disebut 'ketipas' itu oleh masyarakat Anambas.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kepulauan Anambas mengatakan, sejumlah nelayan budidaya ikan Napoleon mulai mengeluhkan hal tersebut kepada dirinya.
"Mereka mulai mengeluhkan hal ini. Karena biaya mereka banyak keluar kesana. Sementara, ikan itu belum ada yang ambil," ujarnya, Rabu (14/1/2015) siang.
Dirinya mencontohkan, salah satu nelayan budidaya napoleon terbesar yang ada Air Sena, Kecamatan Siantan Tengah bernama Dodo.
Dalam satu hari, Dodo bisa mengeluarkan pakan untuk ikan napoleon hingga 6 ton, dengan asumsi biaya pakan per kilogramnya mencapai Rp 5.000.
"Dikalkulasikan saja sudah Rp 30 juta untuk biaya pakannya. Di tempat pak Dodo yang di Air Sena itu, stok ikan itu lebih kurang ada100 ribu ekor," bebernya.
Yunizar pun menyebut, wilayah Anambas mampu mengekspor hingga 2.000-3.000 ikan napoleon ke luar negeri, salah satunya Hongkong.
Hal ini melebihi dari kuota nasional yang hanya mencapai 2.000 ekor per tahunnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.