Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasien BPJS Kesehatan di Jatim Capai 18,9 juta Orang

Pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Jatim, terus membeludak

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Pasien  BPJS Kesehatan di Jatim  Capai  18,9 juta  Orang
TRIBUNNEWS.COM/ HERUDIN
Kartu anggota BPJS. 

TRIBUNNEWS.COM.SURABAYA - Pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Jatim, terus membeludak. November 2014 saja, total peserta mencapai 18,9 juta orang.

Jumlah ini, diperkirakan akan meningkat tajam per-Januari 2015.

Tambahan peserta berasal dari para karyawan perusahaan swasta yang selama ini tersebar di berbagai asuransi.

Ini terjadi karena terhitung mulai 1 Januari 2015, semua perusahaan wajib mengikutsertakan karyawan sebagai peserta BPJS.

Antrean panjang di rumah sakit (RS) menjadi tidak terelakkan, termasuk di RSU dr Soetomo yang pasiennya terus membeludak.

Dalam sehari, jumlah pasien bisa tembus hingga 5.000 orang lebih.

Antrean panjang pasien dengan mudah bisa dilihat mulai loket pendaftaran, poli, hingga kamar dan penanganan operasi menunggu antrean panjang.

Berita Rekomendasi

Cholida misalnya mengaku sudah satu bulan ini menunggu jadwal operasi untuk ibunya.

Namun, hingga kemarin, mahasiswa asal Lamongan ini masih belum bisa mendapatkan kepastian jadwal.

“Tadi, petugasnya bilang, kami diminta menunggu. Nanti ditelepon kalau kamar dan jadwal operasi sudah kosong,” tutur Cholida saat ditemui Surya di RSU dr Soetomo, Selasa (13/1/2015).

Keluarga Cholida tercatat sebagai peserta BPJS kelompok mandiri.

Kelompok BPJS yang harus membayar premi sendiri, persis seperti asuransi umumnya. Keluarga ikut layanan kelas 2.

Diceritakannya, ia pertama kali mendaftar ke RSU dr Soetomo setelah dirujuk oleh rumah sakit Lamongan pada 16 Desember 2014.

Dari pemeriksaan saat itu, ibunya dinyatakan mengidap kista ovarium dan harus operasi.

Tapi, petugas tidak langsung memberi jadwal atau nomor antrean operasi.

“Waktu itu petugasnya bilang, nama ibu saya sudah masuk daftar. Katanya, operasinya sekitar dua minggu lagi,” jelasnya.

Kemarin, ia kembali mendatangi RS untuk menanyakan jadwal. Ia khawatir karena kondisi ibunya terus menurun.

Ida sedikit plong, meski belum mendapat jadwal, pihak RS telah menyilakan ibunya dibawa ke RS untuk menjalani evaluasi praoperasi.

“Katanya kalau sudah praevaluasi, antrean operasi paling lama satu bulan lagi,” tuturnya.

Namun, Cholida masih waswas, jika perkiraannya meleset.

“Selama ini ibu meminum obat dari pengobatan di Lamongan. Belakangan ini seperti sudah tidak mempan,” katanya. (idl/ben/day)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas