Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lindsi Si Cantik Manusia Perahu Menangis Saat Tinggalkan Berau

Kehadiran manusia perahu di Kabupaten Berau memang cukup merepotkan banyak pihak, tak terkecuali warga sekitar Tanjung Batu.

Editor: Dewi Agustina

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Geafry Necolsen

TRIBUNNEWS.COM, BERAU - Kehadiran manusia perahu di Kabupaten Berau memang cukup merepotkan banyak pihak, tak terkecuali warga sekitar Tanjung Batu. Mayoritas warga berharap ratusan manusia perahu itu segera dipulangkan.

Namun, saat manusia perahu itu dipulangkan, Rabu (14/1/2015) kemarin tidak sedikit warga yang merasa kehilangan, terutama para relawan wanita.

Pantauan Tribun Kaltim (Tribunnews.com Network) ada beberapa relawan wanita yang menangis sambil melambai dan mengucapkan kata perpisahan dalam bahasa Bajau.

Rasna, salah satu relawan mengaku sudah mengenal dekat beberapa manusia perahu. Karena hampir setiap hari berinteraksi, mereka pun menjadi dekat secara emosional.

“Setiap hari saya ketemu sama ibu-ibu itu, sering bermain sama anak mereka yang masih bayi. Begitu mereka pulang rasanya sangat kehilangan,” ujarnya sambil menghapus air mata.

Bahkan, saking perhatiannya terhadap anak-anak manusia perahu, Rasna bersama rekan-rekannya berinisiatif membeli makanan kecil untuk diajdikan cemilan anak-anak selama perjalanan.

Berita Rekomendasi

Ratusan bungkus snack itu dibagikan ketika anak-anak beranjak ke atas kapal, sebagian lagi berupa bungkusan besar makanan kecil dititipkan kepada para orangtuanya. Tidak hanya warga setempat yang merasa kehilangan.

Lindsi, salah satu wanita perahu tertangkap kamera Tribun Kaltim sedang menangis dan melambai kepada warga setempat. Dia terlihat berusaha tegar, tapi air matanya tetap mengalir saat kapal yang menjadi rumahnya selama ini beranjak dari Dermaga Tanjung Batu.

Sambil memeluk salah satu anaknya, Lindsi terus melambaikan tangan. Lindsi adalah manusia perahu yang ‘populer’ di sekitar penampungan, selain parasnya yang cantik, ibu dua anak ini juga kerap membuat ulah sehingga sering menjadi perhatian warga.

Seperti yang diungkapkan oleh Sekretaris Camat Derwan, Husdiono. Dia mengatakan, pernah suatu kali, Lindsi protes karena nasi bungkus yang diterima terasa basi.

“Padahal yang lain tidak ada yang protes, cuma dia saja yang berani protes,” ujarnya.

Khawatir aksi protesnya itu menyinggung warga sekitar yang memasak untuk ratusan manusia perahu, Husdiono berusaha membujuknya agar tenang. Namun karena Lindsi keras kepala, aksi protesnya itu pun diketahui oleh para ibu rumah tangga yang menjadi relawan memasak makanan untuk mereka.

Meski begitu, saat Lindsi jatuh sakit, ternyata tak sedikit warga yang bersimpati kepadanya, banyak warga yang datang menjenguknya dan memberikan pakaian yang terbilang bagus jika dibanding manusia perahu lainnya yang mengenakan pakaian lusuh.

Kini Lindsi dan keluarga besarnya harus meninggalkan Berau, namun ikatan emosional yang terbentuk memang tak mudah dilupakan.

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas